Pun dengan pandangan eksternal yang menyadarkan kita akan fitrahnya seorang PII Wati untuk mengurus anak dan melayani suami dirumah, menyapu rimah biskuit yang berserakan dilantai, atau bahkan sekedar untuk memilih sayur mayur dipasar.
Steering Committee Munas PII Wati, Nurul Huda, pada ajang Muktamar PII ke-30 yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 25 Februari - 2 Maret 2017 yang lalu mengatakan, tantangan yang dihadapi oleh umat Islam saat ini salah satunya adalah rapuhnya peran perempuan, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, dimana kiprah yang dijalankan oleh perempuan kurang sesuai dengan fitrahnya.
Lalu, yang menjadi pertanyaan, apakah perempuan tidak boleh bekerja? Tentu boleh, tetapi pekerjaan yang dilakoni harus sesuai dengan fitrah yang mengalir dalam dirinya. Sekarang, harus ada re-orientasi peran perempuan dari fitrah ke kiprah.Â
Reorientasi yang dimaksud adalah orientasi ulang cara pandang perempuan terhadap fitrah yang ada dalam dirinya sehingga ia bisa berkiprah dan bersinergi untuk keluarga dan masyarakat.
Perempuan masa kini disamping memikirkan prospek karirnya, ia hendaknya juga sadar akan kewajibannya menjadi madrasah pertama bagi anak dan sebagai wanita yang selalu mencari ridha sang suami. Hal ini bisa dan lebih mudah dilakukan ketika perempuan memilih untuk berprofesi sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga).Â
Menjadi ibu rumah tangga merupakan suatu langkah besar dan pilihan hebat bagi perempuan masa kini. Ia telah berhasil melawan egonya sendiri dan mengenyahkan pikiran dari stigma negatif masyarakat sekitar.
Banyak pekerjaan yang bisa dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga. Kehadiran teknologi membawa kemudahan tersendiri bagi masyarakat. Nah, teknologi ini merupakan jembatan yang berujung pada dua cabang, kesuksesan dan kegagalan memanfaatkannya.Â
Ibu rumah tangga bisa berjualan online dengan memakai sistem dropship, mereka dapat meraup untung besar dengan modal sedikit atau bahkan tanpa modal.Â
Sebut pula menjahit, pekerjaan dibalik mesin jahit ini adalah pekerjaan yang tak lekang oleh masa. Dan hebatnya lagi, siapapun bisa mengerjakannya, apalagi seorang ibu rumah tangga. Tak lupa dengan usaha memasak.Â
Baca Juga:Â Agar Wanita Karir Lebih Hemat Energi Urus Rumah Tangga
Bisa catering, usaha kue dan roti, atau bahkan oleh-oleh khas daerah. Semuanya bisa dilakukan dari balik sebuah bangunan yang bernama rumah. Berawal dari iseng-iseng, ditambah dengan ketekunan hingga akhirnya usaha kecil-kecilan yang dirintis bisa berkembang, bisa menambah karyawan, uang pun mengalir dengan sendirinya.
Ada satu hal yang menarik. Beberapa waktu yang lalu, penulis sempat berkunjung ke toko perlengkapan olahraga milik ketua KB PII Kota Payakumbuh, Ayah Esa Muhardanil.Â