Etanol dengan jumlah yang sama dari 95% ditambahkan ke dalam supernatan bening.
Selanjutnya, akan terbentuk endapan putih.
Endapan putih yang terbentuk dipisahkan dengan dekantasi, dan dikeringkan menggunakan freeze dry sebagai fraksi galaktomanan.
Sebanyak 1 gram serbuk kering fraksi galaktomanan dapat diperoleh dengan melakukan ekstraksi sebanyak 600 gram buah Aeranga pinnata muda. Fraksi galaktomanan dari hasil ekstraksi akan memiliki ciri-ciri, berupa berwarna putih buram, memiliki tekstur seperti plastik, memiliki lapisan transparan, larut dalam air, dan tidak memiliki bau.Â
Kandungan Galaktomanan
Fraksi galaktomanan dari buah Aeranga pinnata terdiri dari 20 senyawa kimia yang berbeda dan dikelompokkan dalam beberapa kelas, antara lain  ion oksonium sebesar 56,17%, piran sebesar 14,04%, light oxygenates sebesar 6,39%, steroid sebesar 5,61%, furan sebesar 3,24%, anhydrosugars sebesar 0,55%, dan lainnya sebesar 11,2%.
Selain itu, dalam fraksi galaktomanan, terdapat 2 senyawa utama, yaitu 1,2,3,4-siklopentanetrol dan metil-alfa-D-glukopiranosida. Senyawa yang terdapat pada galaktomanan memiliki berbagai manfaat yang berbeda-beda, antara lain senyawa 1,2,3,4-siklopentanetrol, senyawa metil-alfa-D-glukopiranosida atau glukosida, senyawa mannose (1,4-anhydro-D-manitol), senyawa selulosa (5-hydroxymethylfurfural), dan senyawa 1,6-anhydro-beta-D-glucopyranose yang biasa dikenal sebagai senyawa levoglucosan.Â
Senyawa 1,2,3,4-siklopentanetrol adalah senyawa ion yang terikat dengan asam karbonat dan dapat digunakan untuk menstabilkan senyawa reaktif serta mengurangi reaksi sehingga reaksi pemisahan akan terkontrol. Senyawa metil-alfa-D-glukopiranosida atau glukosida merupakan golongan monosakarida yang dimanfaatkan sebagai pengemulsi dalam kosmetika, pengurang rasa lengket, dan kinerja humektan sinergis.Â
Senyawa Mannose (1,4-anhydro-D-mannitol) dan senyawa selulosa (5-hydroxymethylfurfural) adalah senyawa turunan gula lain dalam galaktomanan. Â Senyawa 1,6-anhydro-beta-D-glucopyranose atau levoglucosan merupakan senyawa yang sering dimanfaatkan sebagai senyawa pengawet dan dapat dijadikan sebagai perantara penting dalam pirolisis selulosa.Â
Fraksi galaktomanan dalam melanosit yang diobat dengan phorbol myristate acetate menunjukkan variasi efek sitotoksisitas yang berbeda. Pada konsentrasi terendah maka fraksi galaktomanan akan menunjukkan efek sitotoksisitas yang lebih rendah yaitu dibawah 20%, dengan menambahkan konsentrasi lebih dari 5 gram/mL maka dapat menurunkan viabilitas sel hingga 40%.