Mohon tunggu...
Amelia Fany Rachma
Amelia Fany Rachma Mohon Tunggu... Bankir - Mahasiswa

Mahasiswa UIN MALANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

MENGENAL LEBIH DEKAT AGAMA HINDU DAN PURA UKIRRAHTAU LUHUR DI MALANG

24 Maret 2020   18:20 Diperbarui: 25 Maret 2020   21:15 1679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara demokratis yang mayoritas penduduknya pemeluk agama islam. Konstitusi di Indonesia pun membebaskan rakyatnya dalam memeluk agama. Terdapat beberapa agama yang diakui di Indonesia salah satunya agama Hindu. Agama Hindu disebut sebagai agama tertua di dunia yang hinga saat ini masih bertahan, Agama Hindu merupakan agama yang menyembah serta memuja dan mempercayai Para Dewa. Mayoritas pemeluk agama hindu berada di daerah Bali, tetapi di daerah lain juga banyak masyarakat yang memeluk agama Hindu.

Berbicara tentang agama hindu tidak terlepas pula dengan tempat peribadatannya yaitu Pura. Terdapat salah satu pura yang konon disebut dengan pura lawas di daerah malang, yaitu Pura Ukirrahtau Luhur yang terletak di jalan Sawun, Dusun Sawun RT 02 RW 03 Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dari segi lokasi pura ini berada di daerah yang cukup strategis yaitu di tengah tengah rumah penduduk. Dalam perjalanan menuju Pura Ukirrahtau Luhur , saya melihat beberapa rumah penduduk terdapat gapura atau biasanya disebut dengan Candi Bentar , gapura tersebut menandakan bahwa rumah umat beragama hindu. Di Desa Jedong tersebut mayoritas penduduknya adalah Islam, namun Hindu hanya minoritas. Walaupun demikian mereka tetap hidup normal dan rukun antarsesama umat beragama.

 Hasil  observasi yang telah saya lakukan terhadap pura Ukkirahtau Luhur. Menurut pak Sueb, Pura Ukirrahtau Luhur sudah ada sejak 1967 dan baru saja di renovasi pada tahun 2016. Pak Sueb disini selaku pemangku di pura tersebut. Apa sih yang disebut pemangku itu? Pemangku adalah orang suci Hindu yang memiliki wewenang untuk memimpin/melayani upacara keagamaan dan juga sebagai perantara masyarakat dengan Sang Hyang Widhi Wasa atau leluhur. Pemangku merupakan cerminan bagi umat Hindu, adapun syarat  untuk menjadi pemangku yaitu orang tersebut harus bermoral baik dan berbudi luhur. Jadi, dalam arti pemangku harus dapat memberi contoh yang baik, harus dapat menjadi manusia panutan dan selalu berkata baik serta berprilaku yang baik.

whatsapp-image-2020-03-20-at-23-52-11-5-5e79eb2853807b4225790ae2.jpeg
whatsapp-image-2020-03-20-at-23-52-11-5-5e79eb2853807b4225790ae2.jpeg
Pak Sueb juga turut menjaga dan merawat pura ini, karena sebagai tempat ibadah pura tersebut diharuskan untuk tetap dijaga kesucian dan kesakralannya. Adapun larangan bagi orang yang hendak memasuki pura yaitu bagi wanita yang dalam keadaan datang bulan, bagi orang yang berpakaian tidak sopan atau menonjolkan bentuk tubuhnya, dan dilarang meludah dan buang air di sekitar pura tersebut. Pura ini selain digunakan untuk sembahyang dapat juga digunakan untuk kegiatan akad nikah (Wiwaha) namun, tempat tersebut tidak dapat digunakan untuk  upacara yang melibatkan jenazah (Ngaben).

 Banyak yang bertanya-tanya kapan umat Hindu melakukan sembahyang? Peribadatan umat Hindu dilakukan 3 kali yaitu pada saat pagi, siang dan sore hari, waktu tersebut adalah wajib umat hindu untuk melakukan sembahyang. Persembahyangan umat Hindu dapat dilakukan di Pura sekitarnya dan juga dapat dilakukan di rumah masing-masing apabila rumah tersebut terdapat pamerajan/merajan, yaitu tempat suci bagi keluarga, Sama halnya dengan agama lain adapun pembersihan diri sebelum melakukan sembahyang. Pembersihan diri sebelum sembahyang dalam Hindu disebutnya dengan Tirtha. Tirtha ini berfungsi untuk mensucikan sarana persembahyangan dan juga umat yang akan bersembahyang. Tirta dilakukan dengan memercikkan air pada tubuh orang yang akan sembahyang, bertujuan untuk memberi dan memelihara kehidupan, para pemuja dan yang bersembahyang .

Mungkin beberapa orang belum mengetahui Hari raya apa saja sih dalam umat beragama Hindu? Macam-macam  hari raya dalam umat beragama Hindu, yaitu  ada hari raya Nyepi, hari raya Galungan, hari raya Kuningan, hari raya Sirawaratri, hari raya Saraswati, dan hari Purnamatilem.

 Hari raya Nyepi adalah hari raya pergantian taun saka yang dirayakan setiap satu tahun sekali. Perayaan hari raya Nyepi umat beragama Hindu  biasanya disertai dengan tradisi mengarak ogoh-ogoh. Ogoh ogoh yaitu patung raksasa yang menyeramkan. Pengarakan ogoh ogoh biasanya dilakukan sehari menjelang Nyepi ditiadakan.

Sedangkan hari raya Galungan adalah  hari raya untuk memperingati kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan). Berbeda dengan Kuningan yang baru dilakukan 10 hari setelah Galungan.  Hari Raya Kuningan dimaknai untuk mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi diri. dimana umat beragama Hindu menahan diri dan tidak boleh melakukan  perbuatan perbuatan yang keji, Seperti halnya umat Islam dalam berpuasa yaitu menahan diri dari segala nafsu dan perbuatan perbuatan yang jelek, Menurut pak Sueb sebagai pemangku di Pura Ukirrahtau Luhur. Dalam perayaan hari raya umat hindu, masyarakat di desa jedong ini saling turut menghormati dan membantu dalam perayaan, sehingga perayaan tersebut sangat meriah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun