Mohon tunggu...
Amelia FauziahSavitri
Amelia FauziahSavitri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY

tetap semangat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Impulsive Buying dalam Kegiatan Belanja secara Online melalui Ecommerce

8 Januari 2022   12:30 Diperbarui: 8 Januari 2022   12:34 2073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tersedianya sebuah platform digital untuk melakukan kegiatan belanja secara online semakin menarik minat masyarakat. Akan tetapi, tidak selamanya kegiatan perbelanjaan didalam dunia digital memiliki dampak yang positif. Menurut penelitian negara-negara dengan tingkat konsumsi tinggi seperti negara di Eropa, Indonesia, dan Amerika mengalami peningkatan jumlah kegiatan impulsive buying. Impulsive buying merupakan kegiatan yang sangat berbahaya, sebab kegiatan tersebut bisa menimbulkan efek compulsive buying yaitu kecanduan untuk melakukan kegiatan belanja secara berlebihan. Fenomena impulsive buying tersebut didominasi oleh kaum remaja yang paham akan dunia digital dan memiliki hasrat yang tinggi dalam melakukan kegiatan berbelanja.

   Setiap orang selalu memiliki kebutuhan baik itu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan pokok seperti tempat tinggal, makanan, dan pakaian, sedangkan kebutuhan sekunder dan tersier merupakan kebutuhan pelengkap seperti mobil, motor dan lain sebagainya. 

Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia bisa menciptakan, membeli, atau bahkan keduanya. Akan tetapi, tidak semua orang mampu membeli sesuatu barang tertentu untuk membeli kebutuhannya sehingga muncul adanya yang bisa menciptakan. Adaya kegiatan berupa seseorang yang menciptakan dan seseorang yang membeli maka terlahirlah sebuah kegiatan jual beli.

Mulanya kegiatan jual beli dilakukan dengan cara kita mendatangi suatu toko, memilih barang apa yang akan kita beli, dan juga melakukan pengecekan kesesuaian terhadap diri kita. Namun saat ini, dengan perkambangan teknologi yang sangat cepat kegiatan tersebut sudah bisa dijalankan hanya dengan menggunakan jari kita masing-masing. Saat ini, pasar dan juga mall sudah berada pada hp kita masing-masing yang sering disebut e-commerce. Mereka bisa melakukan kegiata belanja hanya dari rumah dan barang akan sampai pada pintu depan rumah kita masing-masing yang diantar oleh kurir.

Dalam kegiatan belanja terutama dengan adanya kemudahan berbalnja tidak hanya membawa efek positif, akan tetapi juga membawa efek negatif salah satunya adalah impulsive buying. Berdasarkan hasil survey yang dikeluarkan oleh credittcards.com, 1 dari 5 orang di Amerika telah melakukan kegiatan impulsive buying yang diantaranya adalah berumur 18-20 Tahun. Berdasarkan penelitian tersebut impulsive buying didasarkan pada melakukan kegiatan perbelanjaan dengan emosional, sehingga emosional memiliki pengaruh besar terhadap perilaku impulsive buying. Remaja dikenal dengan memiliki tingkat emosional yang fluktuatif sehingga wajar mereka terkadang melakukan kegiatan impulsive buying. Edukasi mengenai impulsive buying akan membantu para remaja dalam melewati masalah berupa kegiatan impulsive buying.

A.Pengertian Implusive Buying

Impulsive Buying memiliki arti bahwa ketika individu mengalami keadaan untuk membeli sesuatu secara tiba-tiba , sedangkan merujuk kepada penelitian yang dikemukakan oleh rook dan gardner mengemukakan bahwa impulsive buying sebagai suatu tindakan yang tidak terencana yang dilakukan secara cepat dan cendurung tergesa-gesa dalam melakukan pembelian. Impulsive buying satu yang mendorong salah satu calon pelanggan untuk bertindak karena adanya daya tarik gairah tertentu dari suatu promosi.

B.Faktor yang Mempengaruhi Impulsive Buying

Emosional Pembeli

Emosional pembeli merupakan salah satu hal yang bisa menyebabkan terjadinya impulsive buying. Membeli dengan menggunakan emosi akan mengakibatkan kita membeli barang dengan kebutuhan yang sebenarnya tidak diperlukan.

Adanya Waktu Tertentu

Waktu tertentu seperti adanya diskon di hari tertentu dapat meningkatkan resiko impulsive buying. Dengan adanya diskon pada hari tertentu mengakibatkan orang akan belanja lebih banyak pada hari tersebut, padahal jika dilihat kembali barang-barang yang dibeli tidak sesuai dengan kebtutuhannya. Istilah dalam kegiatan tersebut biasanya dikenal dalam masyarakat dengan sebutan "kalap".

Cara Berfikir

Cara berfikir seseorang yang akan menentukan mereka akan membeli barang yang sesuai kebutuhan atau tidak. Orang yang memiliki rich mindset akan membeli barang-barang yang hanya sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihan, sementara itu orang dengan poor mindset mereka membeli barang kebutuhannya dengan harga dan jumlah yang tidak sesuai dengan kapasitas nya. Biasanya poor mindset membeli barang-barang mahal bahkan rela hingga meyicilnya yang hanya digunakan untuk memberikan perhatian kepada orang lain agar terlihat lebih tinggi statusnya.

Oleh sebab itu, dalam melakukan kegiatan promosi atau marketing pihak perusahaan menggunakan sarana emosional dalam menggoda calon pembelinya. Sebab tingkat kemungkinan seseoranng yang melihat iklan tersebut dan berubah menjadi sebuah penjualan akan meningkat. Ada dua subjek yang bisa dijadikan sebagai pemicu munculnya impulsive buying yaitu pembeli dan juga penjualnya. Pembeli akan memutuskan untuk melakukan pembelian dengan rasional atau dengan emosional. Jika dilakukan secara emosional maka pembeli tersebut telah termakan oleh strategi penjual

    Impulsive buying merupakan suatu aktifitas membeli barang tanpa adanya tujuan barang tersebut dibeli dan tidak melakukan penilaian baik dari segi fungsi, harga, dan tujuannya. Bisa dikatakan impulsieve buying merupakan suatu kegiatan yang didasarkan kepada emosional seseorang disaat melakukan belanja baik secara online maupun secara langsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun