Mohon tunggu...
Amelia Puspita
Amelia Puspita Mohon Tunggu... Lainnya - Amell

..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sektor Pertanian di Kota Balikpapan Terus Menurun

25 Agustus 2021   20:01 Diperbarui: 25 Agustus 2021   20:34 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Luas lahan pertanian di Balikpapan kurang lebih sekitar 550 hektare dengan lahan pertanian yang masih terpusat di wilayah Balikpapan Timur dan Utara. Ironisnya, lahan pertanian yang ada di Balikpapan masih dikuasai oleh warga luar Balikpapan.

Jadi banyak petani yang hanya pinjam pakai, sistem sewa dan sebagainya. Yang milik sendiri masih sedikit karena rata-rata dimiliki oleh orang-orang luar daerah yang memiliki penghasilan lebih.

Namun, lahan pertanian di Balikpapan terus mengalami penyusutan yang sebagian besar disebabkan karena alih fungsi lahan, baik digunakan menjadi lahan hutan lindung maupun menjadi lahan perumahan.

Lahan pertanian yang diubah menjadi hutan lindung terdapat di daerah Balikpapan Utara yang sekarang dijadikan untuk Kawasan penyangga waduk manggar dan daerah aliran sungai manggar serta hutan lindung sungai wain.

Sekarang hanya tinggal 300 hektare dari 550 hektare lahan pertanian dan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian pun setiap tahunnya ikut menurun. Saat ini kurang lebih hanya 9.341 orang yang masih bekerja di sektor pertanian.

Penyebab turunnya jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian, karena banyak tenaga kerja yang memilih pekerjaan lain dengan alasan upah yang didapat sebagai petani sangat murah. Sehingga tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan yang ada.

Saat ini pemerintah di Kota Balikpapan terus melakukan upaya mendorong tenaga kerja untuk tertarik pada sektor pertanian. Salah satu bentuk upaya pemerintah yaitu dengan mengolah lahan pertanian menggunakan inovasi teknologi.

Misalnya, mendorong petani untuk dapat menggunakan mesin dan alat pertanian yang modern. Seperti menggunakan kultivator, yaitu alat untuk menghancurkan dan mengaduk gumpalan tanah yang besar sebelum melakukan penanaman maupun setelah benih atau bibit tertanam.

lahan di Balikpapan cukup potensial untuk tanaman padi, hanya saja terkendala pengadaan air untuk tanam. Sulitnya sumber air untuk mengaliri lahan tanam padi serta minat masyarakat untuk menanam padi yang berkurang juga mempengaruhi hasil produksi padi di Kota Balikpapan.

Dimana hanya mampu memenuhi kebutuhan sebesar 0,05 persen dari kebutuhan beras. Untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok ini, pemerintah mengandalkan pasokan dari luar daerah.

Sedangkan untuk perluasan lahan atau ekstensifikasi ini pihak pemerintah tidak dapat berbuat banyak. Yang dapat dilakukan hanya dengan meningkatkan hasil produksi atau intensifikasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun