Mohon tunggu...
Amelia Septiana Putri
Amelia Septiana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca dan bermain badminton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Mu'tazilah Dalam Masyarakat Islam

13 Desember 2024   13:30 Diperbarui: 13 Desember 2024   13:23 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aliran Mu’tazilah dikenal sebagai aliran yang mempercayai kemampuan dan kekuatan akal. Setiap masalah yang timbul akan dihadapkan kepada akal, yang dapat diterima akal akan diterima mereka dan yang tidak dapat diterima akal akan ditolak sehingga pemikiran yang dikembangkan rasional dan bebas.

 Mu'tazillah Didirikan oleh Washil bin Atha' pada abad ke-8 dengan konsep pemikiran yang menekankan pada penggunaan akal dalam memahami ajaran Islam. Menurut Mu'tazillah, Tuhan memberikan kebebasan pada manusia untuk menentukan kehendak yang mendorong seseorang untuk berpikir kritis dan rasionalis dalam beragama.
 
Mu'tazilah memiliki lima prinsip utama, yaitu
1.At-Tauhid (pengesaan Tuhan)
2.Al-'Adl (keadilan Tuhan)
3.Al-Wa'ad wa al-Wa'id (janji dan ancaman Tuhan)
4.Al-Manzilah bain al-Manzilatain (posisi antara dua posisi)
5.Al-Amr bi al-Ma'ruf wa al-Nahy an al-Munkar (menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran)
Prinsip-prinsip ini berkontribusi dalam pembentukan dasar-dasar ilmu kalam dan diskusi teologis di kalangan umat Islam.

Aliran Mu'tazilah sangat berpengaruh dalam masyarakat Islam, terutama dalam perkembangan pemikiran sosial dan ilmu agama. Dalam konteks politik, Mu'tazilah pernah mendapatkan dukungan dari khalifah Abbasiyah, seperti Al-Ma'mun, yang menjadikan ajaran mereka sebagai mazhab resmi negara. Di Indonesia Mu’tazillah berpengaruh dalam berbagai bidang.Penerapan berpikir rasional dalam beragama memperbarui cara pandang umat muslim  terhadap agama. Hal ini didukung dengan dorongan dari Harun Nasution dalam menekankan bahwa islam harus dipahami tidak hanya berdasarkan tradisi semata tetapi harus dipahami secara rasional juga sehingga membuka ruang untuk menggunakan akal dalam memahami ajaran agama bagi umat muslim.

Aliran Mu’tazilah juga mempengaruhi reformasi dalam pendidikan islam di Indonesia. Pembentukan kurikulum berbasis pemikiran kritis yang berfokus pada pengembangan penalaran dan pemahaman luas mengenai pengetahuan. Ajaran Mu’tazillah sangat sesuai dengan kebebasan berpikir, menentukan pilihan, dan menentukan tindakan yang sejalan dengan nilai demokrasi dalam masyarakat.

Dengan demikian, aliran Mu’tazilah sangat penting dalam pembentukan pemikiran rasional dalam masyarakat di Indonesia serta berkontribusi besar dalam perkembangan kurikulum pendidikan yang kritis dan penekanan dalam kebebasan berpikir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun