Mohon tunggu...
Amelia Citra Agustin
Amelia Citra Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Daulah Umayyah pada Masa Al-Walid Bin Malik

21 Januari 2023   18:28 Diperbarui: 21 Januari 2023   18:42 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AL-Walid Bin Abdul Malik

Khalifah AL-Walid Bin Malik merupakan salah satu Khalifah pada masa daulah Umayyah. Beliau lahir pada tahun 668M di masa kekuasaan Khalifah Mu'awiyah Bin Abu Sufyan, Al-Walid merupakan putra dari Abdul Malik Bin Marwan ibunya bernama Wiladah Binnti Al-Abbas Bin Juz Bin Al-Harts Bin Zuhair Al-Abbasi. Dalam riwayat kehidupan kecilnya beliau dibesarkan di dilingkungan istana yang megah tanpa kekurangan sedikitpun. Tetapi kehidupan yang demikian tidak menjadikan dirinya sebagai orang yang suka berfoya-foya dan bersifat sombong.

Sikap yang ditunjukan semasa kecilnya, yaitu sikap  yang selalu memperhatikan rakyat kecil dan mempunyai cita rasa artistik yang terus berkembang. Sehingga dirinya telah menunjukan bahwa beliau adalah orang yang layak menggantikan kekhalifahan sebagai penerus ayahnya.

Al-Walid merupakan pencinta Al-Qur'an, beliau banyak membaca Al-Qur'an dan banyak memotivasi masyarakat untuk menghafalnya dengan memberi hadiah kepada mereka. Bahkan ditengah kesibukannya beliau dapat mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak tujuh hari sekali. Sehingga beliau menjadi suri tauladan di masyarakat

Pada masa kekuasaan kakeknya yaitu Marwan bin Abdul Hakam, Marwan menyerahkan tahta putra mahkotanya kepada dua anaknya yaitu Abdul Malik sebagai putra mahkota pertama dan dan saudaranya Abdul Aziz sebagai putra mahkota kedua. Namun pada saat Abdul Malik berkuasa dia ingin memberikan tahtanya kepada putranya yaitu Al-Walid, tetapi Abdul Aziz menolak memberikan tahtanya, Namun pada akhirnya Al-Walid dapat berkuasa tanpa ada hambatan karena Abdul Aziz meninggal pada tahun 705M, lima bulan setelah wafatnya Abdul Aziz, Al-walid pun dinobatkan sebagai Khalifah Dinasti Umayyah menggantikan posisi ayahnya.

Al-Walid merupakan pencinta Al-Qur'an, beliau banyak membaca Al-Qur'an dan banyak memotivasi masyarakat untuk menghafalnya dengan memberi hadiah kepada mereka. Bahkan ditengah kesibukannya beliau dapat mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak tujuh hari sekali. Sehingga beliau menjadi suri tauladan di masyarakat.

Pada masa pemerintahannya beliau melanjutkan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan ayahnya untuk memperluas wilayah kekhalifahan. Pada masa pemerintahannya pun, beliau tidak mengalami tantangan-tantangan sebagai khalifah sebagaimana yang dirasakan oleh ketiga pendahulunya. Maka dari itu Al-walid dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada upaya penaklukan wilayah timur dan barat.

Masa pemerintahannya dipandang sebagai salah satu periode terkuat pada masa dinasti Umayyah. Karena selain fokus pada perluasan wilayah, beliau juha membangaun sarana dan insfrastruktur bagi rakyatnya. Diantaranya yaitu:

Merenovasi Masjid Nabawi. Pada saat merenovasi masjid nabawi beliau mempercayakan proyek ini kepada sepupunya yaitu Umar Bin Abdil Aziz yang saat itu mejabat sebagai Walikota Madinah, dan pengawasaanya ditugaskan kepada Shalih Bin kaisan. Beliau mengeluarkan dana yang besar dengan mengirimkan banyak marmer dan mozaik serta mengirim 80 ahli bangunan berkebangsaan Romawi dan Koptik dari Syam dan Mesir.

Membangun masjid Damaskus. Masjid Damaskus menjadi simbol kebesaran arsitektur Islam. Pembangunannyapun menghabiskn dana yang besar dan pembangunannya pun menghabiskan seluruh kekuasaan Al-walid dan baru dirampungkas pada masa pemerintahan Sulaiman Bin Abdul Malik.

Perbaikan Jalan raya. Jalan raya yang diperbaiki yaitu rute menuju Hizaz, supaya mempermudah perjalanan jemaah haji menuju Baitul haram.

Menguasai Andalusia, dengan kekuasaan nya yang dipercayakan kepada para mentrinya.

Selain itu, menyempurnakan pembangunan-pembangunan, gedung-gedung, pabrik-pabrik,  dan  jalan-jalan dengan  sumur. Ia membangun masjid al-Aqsha di Yerussalem beliau juga selalu meyantuni orang miskin, menyantuni orang-orang yang cacat dan menyediakan pelayan bagi mereka, menyediakan pemandu bagi setiap orang yang buta, Ia membangun rumah sakit bagi penderita kusta di Damaskus serta beliau melakukan futuhat-futuhat besar.

Tidak banyak pertentangan-pertentangan pada masa kekhalifahnnya, Maka dari itu beliau dapat menjadi salah satu khalifah yang sangat berperan penting dalam kejayaan daulah Umayyah ini. Beliau wafat pada bulan Jumadit Tsani tahun 96H/ februari 715M ketika berusia 51 tahun. Setelah kekuasaannya berakhir maka pemerintahannya digantikan oleh Sulaiman Bin Abdul Malik, Adik kandungnya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun