Mohon tunggu...
Sulastri Amelia Putri
Sulastri Amelia Putri Mohon Tunggu... Guru - Jangan Pernah Menyerah sebelum berhasil,karena ketika kita menyerah keberhasilan itu sudah ada didepan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

ITSNU Kab. Pasuruan Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meneladani Akhlaq Rasulullah, Motivasi Diri yang Perlu Ditekankan bagi Generasi Islam Zaman Teknologi

25 Mei 2020   12:47 Diperbarui: 25 Mei 2020   13:24 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama          : Sulastri Amelia Putri

Semester   : II

Prodi           : S1 Pendidikan Matematika

Kampus     : ITSNU Pasuruan

Dosen         : Muhammad Muhlis,M.Pd

Problem : Meneladani Akhlaq Rasulullah Sebagai Motivasi Diri yang Perlu ditekankan bagi  Generasi Islam Zaman Teknologi Ini?

Teori :

Akhlak sebagaimana diterangkan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin, merupakan suatu perangai yang menetap kuat dalam jiwa. Karakter akhlak dalam jiwa itu timbul lantaran perbuatan-perbuatan tertentu yang dilakukan setiap orang.

Imam Al-Ghazali membagi akhlak ke dalam dua syarat, yakni stabilitas dan spontanitas. Adapun stabilitas akhlak merupakan karakter yang memungkinkan pelakunya melakukan perbuatan baik yang konsisten, permanen, serta berkelanjutan. Sedangkan akhlak yang sifatnya spontan hadir di saat muncul kesempatan dan juga dilakukan tanpa paksaan.

Saat ini dalam masyarakat salah satu fenomena yang sangat riskan dan memprihatinkan kita adalah tentang kenakalan dan keburukan moral pemuda. Problema ini harus mendapatkan perhatian penuh dari semua pihak. Ekses teknologi canggih bisa membuat komunikasi dan akses data semakin mudah didapat, sehingga jarak dan waktu kini tidak menjadi hambatan lagi dan para pemuda pun semakin bebas berekspresi, Maju dan mundurnya sebuah Negara berada di tangan pemuda. Nilai dan budaya yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW terlupakan begitu saja. Menjawab fenomena ini tidak boleh dibiarkan tanpa solusi dan peran aktif semua lapisan masyarakat terutama sekali sang pemuda sendiri.

Dilihat dari ruang lingkupnya akhlak Islam dibagi menjadi dua bagian, yaitu akhlak terhadap Khaliq (Allah Swt.) dan akhlak terhadap makhluq (selain Allah). Akhlak terhadap makhluk masih dirinci lagi menjadi beberapa macam, seperti akhlak terhadap sesama manusia, akhlak terhadap makhluk hidup selain manusia (seperti tumbuhan dan binatang), serta akhlak terhadap benda Mati.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memiliki keutamaan seperti, sifat pengampunan, kasih sayang, kesabaran, tawadhu, kejujuran dan sebagainya. Dia juga sangat mendesak umat Islam untuk berbudi luhur.  Sebuah hadist menjelaskan salah satu akhlaq nabi yang artinya : Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Dikatakan tentang Rasulullah: "Anda harus jujur karena kebenarannya adalah ia menunjukkan kebaikan dan bahwa itu baik untuk orang-orang. Seseorang selalu jujur dan berusaha untuk jujur sehingga dituliskan di hadapan Tuhan sebagai orang yang jujur. Dan jauhi kebohongan karena itu adalah kebohongan dan itu adalah kebohongan yang sangat besar. Seseorang selalu berbohong dan berusaha berbohong sampai dia ditulis oleh Tuhan sebagai pembohong. " (HR Muslim).

Keutamaan lain dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, dikatakan bahwa ia tidak pernah berbohong. Bahkan, ketika dia masih menjual barang dagangan Khadijah, dia selalu berbicara jujur tentang modal yang dia gunakan untuk barang dagangannya kepada pembeli yang akan memberikan lebih atau kurang dari barang yang dibelinya, yang pada waktu itu dia dikenal sebagai pedagang atau pengusaha yang jujur .

Pada zaman modern, tidak mungkin untuk menemukan pedagang yang jujur seperti Utusan Allah. Karena kejujurannya, ia terkenal di buku-buku sejarah Eropa dan Muslim sebagai satu-satunya manusia dengan judul " Al Amiin ".

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallampernah berkata:

Artinya: " Saya sebenarnya dikirim untuk menyempurnakan moral." (HR Al-Baihaqi dan Al-Hakim)

Akhlak Rasulullah saw. Dalam Kehidupan Sosial

a. Selalu Memiliki Sifat Lapang Dada, Keluesan, dan Kedamaian Hati

Rasulullah saw. merupakan makhluk yang paling sempurna di dalam kepemilikan sifat-sifat yang menjadai faktor utama kelapangan dada, keluasan, dan kedamaian hati serta kehidupan ruh. Beliau adalah makhluk yang paling sempurna di dalam merasakan kelapangan, keluasaan dan kedamaian hati ini, di samping kelebihan yang diberikan kepada Beliau berupa keluasaan dan kelapangan yang dapat dirasakan dengan indra.

b. Mendengarkan pendapat orang lain

Rasululloh saw. menjadi contoh yang patut di teladani dalam segala hal yang menyangkut kehidupan sosial. Beliau selalu berusaha manyatukan manusia bukan mencerai-beraikan mereka saling menghormati dan menghargai diantara para sahabat. Beliau selalu memberikan giliran para pendengarnya untuk mengeluarkan pendapat dan membagi perhatian di antara mereka hingga satu sama lainya menyangka bahwa dialah yang paling dimuliakan di sisi beliau dibanding lainya.

c. Menghargai kepada orang non muslim

Kepada orang-orang non muslim, beliau memperlakukan mereka dengan adil dan benar. Memperlakukan dengan baik siapa saja yang berada dalam jaminan dan perjanjian dengan beliau. Juga menepati janji diantara mereka. Beliau memberikan pesan kepada kaum muslimin untuk menjaga orang-orang non muslim serta melarang menyakiti mereka. Namun jika mereka mengkhianati dan melanggar perjanjian yang telah disepakati, maka beliau adalah orang yang paling tegas dank eras kepada mereka.

Sebagai seorang Muslim, sangat penting bagi kita untuk meniru karakter Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam, sehingga kita dapat mengalami kehidupan indah seperti kehidupan Nabi Shallallahu' alaihi Wasallam.

Analisa :

Berdasarkan Teori yang sudah ada dapat dianalisa dengan jelas bahwasannya Akhlaq Rasulullah itu sangat perlu untuk dijadikan motivasi dan dijadikan teladan bahkan dijadikan Sumber untuk menentukan akhlak dalam Islam, apakah termasuk akhlak yang baik atau akhlak yang tercela, sebagaimana keseluruhan ajaran Islam lainnya adalah al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia. Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu bisa berbeda-beda. Seseorang mengatakan bahwa sesuatu itu baik, tetapi orang lain belum tentu menganggapnya baik. Begitu juga sebaliknya, seseorang menyebut sesuatu itu buruk, padahal yang lain bisa saja menyebutnya baik.

Generasi Islam Zaman Teknologi seperti ini sangat minim dalam menanggapi, menangkap, serta memberikan penerapan Akhlaq yang diharapkan agama bahkan diharapkan juga oleh bangsa,  Agar dapat menciptakan keselarasan dengan pemerintahan penuh akhlaq dizaman Rasulullah.

Dan dalam hadist yang telah dijelaskan dalam teori tadi, saya analisan bahwasanya hadist tersebut sangat patut dan dianjurkan untuk dijadikan sebagai motivasi terpenting dalam diri setiap generasi,  karena hadist tersebut menunjukkan bukti kejujuran Rasulullah yang patut dijadikan teladan utama. Karena berawal dari jujur diri kita bisa dapat mudah Merealisasikan segala kebaikan, Banyak manfaat yang ditimbulkan oleh kejujuran:

Terhindar menjadi manusia-manusia yang munafik 2. Menjadikan pribadi yang tanggung jawab, amanah, dan dapat dipercaya 3. Menjauhkan diri dari tindakan-tindakan yang dilarang oleh Negara, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, 4. Mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri serta bagi orang lain.  5. Terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Esa. 6. Perilaku jujur menjadikan diri lebih tenang dan tidak was-was dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Referensi :

  • Rachmat Djatnika. 1996. Sistem Etika Islami (Akhlak Mulia). Jakarta: Pustaka Panjimas.
  • Muka Sa'id. 1986. Etika Masyarakat Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita.
  • Asy-Syami, Sholeh Ahmad. 2005. Berakhlak & Beradab Mulia Contoh-contoh dari Rasulullah. Jakarta: Gema Insani.
  • Al-Mu'adz, Nabil Hamid. 2004. Bagaimana Mencintai Rasululloh. Jakarta: Gema Insani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun