Setiap pagi dini hari kita antusias menonton World Cup 2014. Hari ini kita melihat Perancis menaklukan Honduras 3 - 0. Dan yang paling menyedihkan Spanyol dibantai habis oleh Belanda 5 -1.
Dari permainan Sepak Bola saya berdiskusi dengan suami saya tentang manajemen tim, cara pelatihnya membawa timnya meraih prestasi dan menganalogikannya pada teori kepemimpinan Prabowo.
Dari diskusi tersebut kami dapat menyampaikan sebuah teori kepemimpinan yang berkaitan dengan sosok kepemimpinan Prabowo yang dibutuhkan Indonesia saat ini.
Banyak kesebelasan sepak bola dengan formasi dan pemain yang sama tetapi dengan manager berbeda menghasilkan performa yang berbeda.
MU ditinggal Ferguson diganti oleh Moyes, jeblok kinerjanya, padahal pasukannya sama. Barcelona setelah ditinggal Pep Guardiola juga jeblok, padahal pemainnya itu-itu juga.
Memang benar Perkataan Napoleon "Saya lebih baik memiliki Pasukan Kelinci dipimpin Singa, daripada memiliki Pasukan Singa dipimpin Kelinci..!".
Kita bisa bayangkan, Pasukan singa yang dipimpin kelinci pasti singanya akan loncat-loncat dan lari kesana kemari ketika ada ancaman bukan melawan layaknya seekor singa.
Akan tetapi jika Pasukan Kelinci dipimpin Singa kita bisa melihat buktinya pada Kisah Heroik Peristiwa 10 November di Surabaya. Bagaimana Rakyat Surabaya bermodalkan bambu runcing dan semangat mampu melawan pasukan sekutu dari darat, laut dan udara dengan kepemimpinan kuat dan penuh semangat dari Bung Tomo.
Kita ini butuh Pemimpin Layaknya Karakter Singa, Pemimpin Yang Kuat, tegas, Cerdas, Disegani Bangsa-bangsa lainnya. Kita Membutuhkan Pemimpin yang mampu menyatukan rasa nasionalisme seluruh komponen bangsa. Pemimpin yang menyatukan dari kemajemukan negeri yang kita cintai ini. Pemimpin yang dapat membawa kemajuan pada negeri ini!
Kembali bercermin pada sepak bola, kita ingat dalam sejarah sepak bola Inggris tercatat Manager sepak bola Chelsea yang merangkap pemain tahun 1998, Gianluca Vialli.
Manager ini unik yang melatih sekaligus turun menjadi pemain sepak bola. Kita bandingkan pula Chelsea ketika dipimpin oleh Jose Mourinho.
Chelsea meraih prestasi tertinggi menjadi juara Liga Premier Inggris tahun 2005 setelah 50 tahun lamanya tidak pernah menoreh kembali prestasi seperti di bawah asuhan John Roberson tahun 1955.
Dari fakta diatas kita bisa menilai jika manager atau pemimpin yang fokus pada strategi dan visi permainan serta peningkatan skill dan kerja sama timnya jauh lebih mampu meraih prestasi yang gemilang dibandingkan manager bermental pemain.
Pemimpin yang baik itu merangkul, mengajak dan mengubah orang-orang dibawahnya agar mau dan mampu bekerja keras sesuai visi bersama. Kita butuh pemimpin yang bervisi dan merangkul seluruh pemimpin di seluruh wilayah indonesia yang begitu luas dan majemuk terbentang dari sabang hingga Merauke.
Indonesia membutuhkan Pemimpin yang Visioner dan membesarkan Bangsa ini untuk mencapai Visi yang Besar.
Kita ingat, "Manager sepak bola yang hebat itu adalah membuat Timnya percaya bahwa mereka mampu meraih sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri." Hal ini yang dicontohkan oleh Guus Hiddink kepada kesebelasan Korea Selatan, sehingga bisa mencapai semifinal World Cup 2002 dan mengalahkan Timnas Italia dengan sundulan Ahn Jung-Hwan.
Kita ingat bagaimana bersemangatnya pemain korea selatan bermain menghadapi Italia yang memiliki postur jauh lebih tinggi dan jauh lebih besar dari mereka.
Antusiasme para pendukungpun menambah kekuatan Tim korea selatan hingga mereka mengalahkan Italia dibabak perpanjangan waktu.
Marilah Bangsa ini berfikir, kita ingat Firman Allah dalam Alquran bahwasanya Tuhan tidak akan mengubah Nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu mengubahnya sendiri. Oleh karena itu Marilah kita ubah Nasib Negeri ini menjadi Lebih Baik!
MARILAH KITA SATUkan VISI KITA DEMI SATU INDONESIA LEBIH BAIK!!
BERSAMA PRABOWO !! INDONESIA BISA!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H