Ibu Rumah Tangga.
Tidak ada yang istimewa, mungkin, bagi kebanyakan orang.
Apa pula ibu rumah tangga itu. Tokh kabarnya pekerjaan rumah tangga tidaklah sesulit membangun karier??
Sebenarnya tidak ada yang lebih mudah atau lebih sulit dari yang lain. Baik itu sebagai ibu rumah tangga ataupun ibu berkarier. Sama - sama dengan peranannya. Sama - sama dengan konsekuensinya.
Ibu rumah tangga yang kabarnya melulu di rumah, dengan tetek bengek pekerjaan rumah, tidak dapat disangkal musuh abadinya adalah waktu luang yang tidak benar - benar luang dan rasa bosan.
Ibu plus karier yang kabarnya sibuk di luaran, dengan segudang aktivitasnya, tidak dapat disangkal kesulitan terbesarnya adalah waktu sempit yang tidak benar - benar sempit dan rasa lelah dengan rutinitas.
Nyaris sama. Jadi masing - masing dengan kesulitan dan konsekuensinya. Masing - masing perlu upaya cerdas dalam mengatur waktu.
Sama - sama punya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang setara. Tidak lebih tidak kurang. Sama saja.
Kalau yang berkarier bisa menjadi professor, silakan yang ibu rumah tangga juga berkesempatan sama.
Lho, kan ibu rumah tangga tidak berkarier? Tidak memerlukan jenjang karier?
Yup, memang tanpa jenjang karier. Tetapi kepuasan meneguk ilmu dan meneruskan passion mengembangkan diri itu sangat beda, tidak memerlukan jenjang karier. Masalah keinginan. Masalah tekad. Tentang impian. Tentang kepuasan.
Saya yang pernah menahan keinginan meneruskan sekolah ini paham betul bagaimana rasanya menjaga mimpi. Itu tidak mudah meski tidak pula terlampau sulit. Hanya menjaga rasa ingin itu penuh perjuangan. Alhamdulillah lingkungan sangat mendukung, suami pun ridha. Keinginan itu sekarang sedang dinikmati.
Sebenarnya tidaklah terlalu istimewa atas pilihan yang saya nikmati ini. Hanya saja, semoga yang sedang kesulitan menuntaskan pendidikannya dapat lebih termotivasi. Bagi yang enggan melanjutkan pendidikannya pun dapat kembali merajut mimpi. Dengan Ijin Yang Maha Kuasa.
Pendidikan tidak selalu bernama titel. Titel tidak selalu menjelaskan kemampuan seseorang memahami pendidikan dan pengajaran yang diterimanya. Tapi nikmati melanjutkan sekolah sebagai sebuah kepuasan. Mengembangkan diri, insya Allah.
Saat saya menulis ini, saya dalam kondisi semangat yang sedikit menurun sehingga daya tangkap saya di kelas pun jauh berkurang. Semoga setelah menulis ini, semangat dan konsentrasi saya justru dapat semakin bertambah.
(^^,)/
from my story, tonight
http://lialifeloveadventures.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H