Mohon tunggu...
Andi Melina Adesti
Andi Melina Adesti Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang senang belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bara'ah Memberi Jalan Menuju Pintu Sorga

16 Maret 2014   02:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:53 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gadis kecil berusia 10 tahun, kelahiran Arab Saudi ini telah memberikan jalan menuju pintu sorga untuk kedua orangtuanya. Namanya, Bara'ah Abu Lail atau Bara'ah Samih.

Mungkin anak ini tak begitu kita kenali, namun karena kisah nyata yang menyertainya sehingga kisahnya dapat menginspirasi semua manusia. Kenapa? karena dia adalah anak yang shalehah, anak yang mampu menghapal Al-Qur'an dalam kondisi sakit. Sakit kanker ganas yang telah menggerogoti tubuhnya yang mungil.

Sejak kecil Bara'ah Abu Lail selalu berlatih untuk menghapalkan ayat-ayat Allah SWT. Tekadnya sangat kuat untuk menghatamkan kitabullah. Dengan seizin Allah Ta'ala, gadis kecil ini berhasil melakukannya walau kondisinya yang sangat memprihatinkan.

Dia adalah seorang anak yatim piatu hanya dalam lima hari. Ditinggalkan Ibu-Bapaknya sedari kecil. Ibunya meninggal karena kanker ganas.

Sejak Ibunya mengetahui bahwa umurnya tidak lagi panjang, Ibunya pun berkata kepada anaknya yang tidak tahu, apa yang akan terjadi pada dirinya:

“Anakku… sebentar lagi, Ibu akan mendahului kamu menuju sorga Allah. Dan Ibu ingin engkau setiap hari membacakan Al-Qur’an yang telah engkau hafalkan di telingaku. Kelak, Al-Qur’an itulah yang akan menjagamu di dunia kalau ibu sudah tiada."

Mendengarkan ucapan sang Ibu, Bara'ah yang masih kecil, setiap sore membacakan ayat-ayat Al-Qur'an di telinga ibunya yang terbaring lemah di rumah sakit.

Tibalah saat yang sangat menyedihkan dari gadis kecil ini. Hari yang menyayat hati Bara'ah Abu Lail. Ayahnya mendapat kabar buruk dari rumah sakit bahwa kondisi istrinya semakin kritis. Lalu bergegaslah mereka menuju ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Ayahnya tidak mengizinkan Bara'ah melihat kondisi Ibunya yang sedang kritis, lalu dia pun menunggu di dalam mobil milik Ayahnya berharap berita yang baik.

Setelah melihat separah apa yang telah terjadi. Ayahnya bergegas menuju mobil dengan niat memberitahukan kondisi si Ibu kepada Bara'ah. Manusia hanya berencana, Allah yang menentukan. Itulah yang terjadi. Rencana Ayahnya untuk berbagi berita, tapi Allah berkehendak lain. Hati Ayahnya memang sedang berduka tidak karu-karuan, guncangan jiwa akibat musibah yang diterimanya, sehingga tidak konsentrasi saat menyeberangi jalan.

Tanpa melihat kiri-kanan, ternyata sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi menabrak tubuh laki-laki yang dipanggil "Ayah" oleh Bara'ah. Laki-laki itu pun meninggal seketika di hadapan putri tercintanya. Di depan mata kepalanya, melihat kejadian itu, Bara’ah menangis tersedu-sedu sambil memangku jasad ayahnya tercinta yang sudah tak bernyawa lagi.

Musibah terus mengikuti kisahnya. Belum sembuh lukanya, ditinggal pergi Ayah tercinta, Bara'ah harus menghadapi ujian dari Allah Ta'ala. Hanya dalam hitungan lima hari sejak kematian Ayahnya, Bara'ah harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Ibu tercinta pun menyusul kepergian Ayahnya menghadap Ilahi.

Bara’ah Abu Lail pun melanjutkan hapalan Al-Qur'an.

Sepeninggal orang-tuanya, Bara'ah tinggal sendiri di negeri orang, kedua orangtua Bara’ah adalah warga negara Mesir yang bekerja sebagai tenaga medis di Arab Saudi.

Tak lama kemudian, gadis kecil ini merasakan kesakitan yang luar biasa sebagaimana yang dialami oleh Ibunya. Setelah diperiksa oleh dokter, ternyata dia pun mengidap penyakit kanker stadium akhir. Namun nyaris tak ditemukan tanda-tanda sebelum dia divonis sakit kanker.

Bara'ah yang mengetahui dirinya sedang sakit, dia lalu berkata:

“Alhamdulillah, sebentar lagi aku akan menyusul Ayah dan Ibu”

Mendengar dan melihat kisah ini, termasuk dokter dan tetangganya, sangatlah kagum padanya. Dalam usia masih kanak-kanak, ujian hidup telah berhasil dia lalui dengan barsabar, bertawakkal di jalan Allah, dan tetap bersemangat menamatkan hapalan Al-Qur"an di sisa hidupnya. Musibah yang menimpanya  tidak membuatnya patah semangat dan berputus asa. Al-Qur'an sebagai penolong hidupnya.

The Miracle Of Al-Qur'an, Seorang dermawan Saudi Arabia lalu membiayainya untuk berobat ke Inggris. Tapi, setelah berusaha semaksimal mungkin, Allah Ta'ala lebih menginginkan Bara'ah Abu Lail berada di dalam pelukan-Nya, berkumpul dengan orang yang dicintainya.

Anak yang kuat, sabar, dan tak pernah putus asa sampai akhir hayatnya.

Bara'ah Abu Lail adalah anak yang di damba sorga, Insya Allah.

Aamiin YRA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun