Mohon tunggu...
Andi Melina Adesti
Andi Melina Adesti Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang senang belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sakit Bukanlah Penghalang Kesuksesan bagi Seorang Ibu Een Sukaesih

14 Maret 2014   05:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterbatasan fisik sering menjadi alasan bagi sebagian orang untuk memilih berdiam diri tanpa melakukan hal hal yang positif bagi dirinya. Namun, hal ini berbeda dengan yang dilakukan oleh ibu een. Ibu Een merupakan nama panggilan dari Ibu Een Sukaesih. Di tengah kerbatasan fisik yang di alaminya, ternyata tidak mampu memudarkan semangatnya untuk terus menebarkan sayap kebaikan kepada orang lain.

Mungkin diantara kita masih ada yang tidak mengenali siapa beliau. Siapakah dia? Dia wanita yang berperan sebaga guru tanpa tanda jasa. Seorang ibu yang terlihat bersemangat ketika memberi bimbingan belajar kepada anak-anak di sekitar rumahnya yang ingin belajar bersamanya. Ibu Een Sukaesih, sumber inspirasi bagi siapapun.

Ibu Een mengidap penyakit Rheumathoid Artitis sejak umur 18 tahun, dia Duduk di bangku Sekolah SPG (Sekolah Pendidikan Guru) dan mengalami kelumpuhan. Dia hampir putus asa untuk menjadi guru sebagai cita-citanya.

Nama penyakit yang diderita Een bernama rheumatoid arthritis. Penyakit inilah yang membuat seorang Ibu Een lumpuh dan hanya bisa berbaring saja selama puluhan tahun.

Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang menghasilkan gangguan inflamasi sistemik kronis yang dapat mempengaruhi banyak jaringan dan organ, tetapi terutama serangan fleksibel (sinovial) sendi. Hal ini dapat menjadi menonaktifkan dan kondisi yang menyakitkan, yang dapat menyebabkan kerugian besar fungsi dan mobilitas jika tidak diobati dengan tepat.

Sebelumnya, dia sempat diterima menjadi CPNS dan sempat mengajar di sebuah SMP di Cirebon, namun karena sakit yang dideritanya, dia mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut.

Tak mematahkan semangat dalam berbagi dalam hal pendidikan. Awalnya, dia memberikan bimbingan belajar kepada seorang anak tetangga yang betanya kepadanya tentang soal PR yang tidak bisa dikerjakan. Kemudian, semakin banyak anak-anak yang datang untuk menimba ilmu darinya. Akhirnya, di kamar tidur Ibu Een menjadi tempat bimbingan belajar.

Untuk dedikasinya pada pendidikan, Bu Een beroleh sejumlah penghargaan, di antaranya Dompet Dhuafa Award 2010, lalu Education Award dari Bank Syariah Mandiri (BSM), lalu dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Kartini Award 2012 dan Tupperware She Can! untuk karya inspiratifnya

Dan selain itu, sebuah stasiun televisi swasta menganugerahi dia penghargaan Liputan 6 Special Award. Kisah pengabdian Bu Een sampai ke telinga Pak SBY. Bu Een diundang ke Istana Negara dan diterima oleh Presiden SBY meskipun dalam keadaan berbaring di atas kasur. Kepada Pak SBY, Bu Een berbisik bahwa harta yang dia miliki hanyalah kasih sayang.

Gelar "Guru Kalbu" pun telah diraihnya. Dalam kondisi lumpuh, Ibu Een mampu mengabdikan diri dengan mengajar anak-anak. Dengan guru kalbu seperti dia, Indonesia diyakini bisa mencapai generasi emas.

“Dengan guru kalbu itulah, diharapkan menjadi sumber inspirasi dan energi bagi para guru saat ini untuk mempersiapkan generasi emas nanti. Terkait hal itu, sudah saya tulis dalam artikel yang dimuat “PR” terbitan hari ini, Selasa,” kata M. Surya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun