Mohon tunggu...
amellia putri andhini
amellia putri andhini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswi fisip ilmu komunikasi - universitas satya negara indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjaga Tradisi Leluhu: Kisah Desa Kasepuhan Sinar Resmi

19 Desember 2024   14:47 Diperbarui: 19 Desember 2024   14:47 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kegiatan Adat Desa Kasepuhan Sinar Resmi

Di kaki Gunung Halimun, tersembunyi sebuah desa adat yang hingga kini masih memegang teguh tradisi leluhur. Desa Kasepuhan Sinar Resmi, yang terletak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, adalah salah satu kasepuhan adat Sunda yang dikenal dengan kehidupan yang selaras dengan alam dan adat istiadat turun-temurun.

Kasepuhan Sinar Resmi merupakan bagian dari komunitas adat Sunda yang hidup dengan memprioritaskan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Dalam keseharian mereka, masyarakat Kasepuhan masih menjalankan adat tradisional yang diwariskan oleh leluhur mereka. Hal ini terlihat dari cara mereka bercocok tanam, membangun rumah, hingga melaksanakan berbagai upacara adat.

Salah satu tradisi yang paling dikenal di Kasepuhan Sinar Resmi adalah ritual Seren Taun. Upacara ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah sekaligus momen refleksi dan doa untuk musim tanam berikutnya. Seren Taun menjadi bukti kuatnya penghormatan masyarakat Kasepuhan terhadap alam sebagai sumber kehidupan mereka. Prosesi ini biasanya dilakukan dengan penuh khidmat, melibatkan berbagai elemen seni tradisional seperti tarian, musik angklung, dan upacara adat yang dipimpin oleh pemuka adat setempat.

Sumber: Sukabumi Update
Sumber: Sukabumi Update

Tidak hanya pada aspek spiritual, kearifan lokal Kasepuhan Sinar Resmi juga tercermin dalam cara mereka menjaga lingkungan. Masyarakat di sana percaya bahwa alam harus dilestarikan karena ia adalah warisan untuk generasi mendatang. Oleh karena itu, praktik bercocok tanam dilakukan dengan metode tradisional tanpa merusak ekosistem sekitar. Mereka juga mematuhi hukum adat yang melarang penebangan hutan secara sembarangan.

Namun, menjaga tradisi di tengah derasnya arus modernisasi tentu bukan hal yang mudah. Generasi muda di Kasepuhan Sinar Resmi menghadapi tantangan besar untuk tetap melestarikan adat istiadat di tengah perubahan zaman. Meski begitu, upaya terus dilakukan untuk memperkenalkan budaya mereka kepada dunia luar, salah satunya melalui sektor pariwisata. Wisatawan yang berkunjung ke desa ini tidak hanya diajak menikmati keindahan alamnya yang asri tetapi juga belajar tentang tradisi dan kehidupan masyarakat adat.

Dengan pendekatan yang mengutamakan edukasi dan penghormatan terhadap adat, Desa Kasepuhan Sinar Resmi kini menjadi inspirasi bagi banyak pihak. Kehidupan masyarakatnya yang sederhana namun penuh makna menunjukkan bahwa tradisi leluhur tidak harus ditinggalkan, melainkan bisa menjadi panduan untuk hidup lebih bijaksana di tengah modernisasi.

Desa Kasepuhan Sinar Resmi adalah bukti nyata bahwa kearifan lokal dapat bertahan jika dihormati dan dijaga dengan sepenuh hati. Kisah mereka mengajarkan bahwa di tengah segala kemajuan teknologi dan perubahan zaman, manusia tetap membutuhkan akar budaya untuk memahami jati diri dan menjaga keseimbangan hidup.

Amellia Putri Andhini (220900013)

Ilmu Komunikasi

Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Satya Negara Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun