Mohon tunggu...
Amegotoledo
Amegotoledo Mohon Tunggu... -

Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Tak Sejuk

22 November 2012   13:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:50 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kulipat galau mu

kulibas payah ku

diantara cemas yang agung

masihkah tembok bisu itu merindu

dipuja

Keras hati mengalir ke jari

Mencari paku tuk ditancapkan

diujung karet bulat

hingga  kempes

melempem roda hatimu

Ingatkah sewaktu dulu kita diciptakan bersama

kau menendangku hingga  turun ditanah ini

aku menangis kau tertawa

hingga kita bertemu lagi di tanah ini

tanpa janji

kau menangis dan aku tertawa

Konon, Dulu kita  satu jiwa

Karena terlalu rapuh,  Tuhan membelahnya jadi dua

Aku ditatar alam

Dibelai Hujan

Dihujat Panas

Ditantang keraguan

Kau duduk manis diberanda

Disapa hangat kaum kerabat

Nyenyak  tidur dalam selimut rindu

Jauh dilempengan waktu

Sial... Kita masih tetep sama

Bagai kembar beda rupa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun