Mohon tunggu...
Justin Jeongho Kim
Justin Jeongho Kim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis dan Konsultan Bisnis

Konsultan asing yang berbisnis di Indonesia dan Korea Selatan. Jurnalis dengan fokus pada isu internasional. Menyukai seni dan menghubungkan berbagai budaya. Hobi berbagi ide bisnis antara Indonesia dan Korea Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Peringatan dari Bumi akan Bahaya Pemanasan Global

18 September 2024   17:02 Diperbarui: 18 September 2024   17:10 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 16 September 2023, sinyal seismik dengan periode yang sangat panjang terdeteksi secara serentak di berbagai belahan bumi selama sembilan hari. Jika biasanya gempa menghasilkan suara gemuruh bernada tinggi seperti orkestra, kali ini justru terdengar suara monoton bernada rendah yang bergema terus-menerus. Fenomena ini berlangsung selama sembilan hari dengan interval setiap 90 detik. Karena fenomena ini sangat tidak biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya, para ahli geologi menciptakan istilah baru, yaitu 'unidentified seismic object (USO)' atau Objek Seismik Tak Dikenal.

Meskipun tidak disadari oleh publik, para ilmuwan sangat ingin mengetahui apa yang menyebabkan fenomena langka ini terjadi. Dipimpin oleh The National Geological Surveys for Denmark and Greenland (GEUS), sebuah tim peneliti yang terdiri dari 68 ahli dari 15 negara dibentuk. Setelah satu tahun melakukan penelitian, mereka mencapai kesimpulan akhir, yang dipublikasikan di jurnal Science.

Tim peneliti berfokus pada tsunami dahsyat yang terjadi di Greenland saat sinyal seismik terdeteksi. Dengan menganalisis berbagai data, mereka berhasil menentukan bahwa pusat kejadian tersebut berada di Dickson Fjord, di wilayah timur Greenland.

Ini adalah foto Dickson Fjord yang diambil oleh Angkatan Laut Denmark satu bulan sebelum dan satu bulan setelah sinyal seismik terdeteksi. Terlihat jelas bahwa sebagian sisi gunung yang bersentuhan dengan permukaan laut telah runtuh sepenuhnya.

Sumber: Danish Navy
Sumber: Danish Navy

Para ilmuwan menyimpulkan bahwa mencairnya gletser yang menopang bagian bawah gunung menyebabkan puncak gunung setinggi 1.200 meter runtuh ke dalam Dickson Fjord. Volume bagian yang runtuh mencapai 25 juta m---setara dengan 25 gedung Empire State. Ketika material yang runtuh itu menghantam air laut, simulasi menunjukkan bahwa kejadian ini memicu 'mega-tsunami' setinggi 200 meter.

Perbandingan foto satelit 30 menit sebelum dan 7 menit setelah tanah longsor terjadi, dengan jelas menunjukkan keruntuhan gunung dan hilangnya sebagian gletser.

Sumber: Science
Sumber: Science

Ketika gempa bumi besar bawah laut terjadi, gelombang seismik biasanya menghilang setelah beberapa jam. Namun, tsunami di Dickson Fjord menunjukkan fenomena yang berbeda. Bentuk fjord (teluk ngarai) yang tertutup menyebabkan tsunami terjebak di dalamnya. Jika gelombang seismik menyebar ke lautan lepas, gelombang tersebut akan berangsur-angsur mereda, tapi kali ini tidak bisa keluar dan memantul di dalam fjord. 

Sekarang masuk akal mengapa suara dengungan itu terdengar di seluruh dunia selama sembilan hari. Ternyata, gelombang yang diciptakan oleh tsunami besar yang memantul-mantul di dalam fjord menyebar ke seluruh penjuru bumi. 

Seiring dengan percepatan pemanasan global, diperkirakan bahwa longsoran besar seperti yang terjadi tahun lalu di Greenland akan terus berlanjut. Ini adalah peringatan bagi bumi bahwa perubahan iklim akan segera terjadi dalam skala yang belum pernah dialami manusia sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun