Mohon tunggu...
Justin Jeongho Kim
Justin Jeongho Kim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis dan Konsultan Bisnis

Konsultan asing yang berbisnis di Indonesia dan Korea Selatan. Jurnalis dengan fokus pada isu internasional. Menyukai seni dan menghubungkan berbagai budaya. Hobi berbagi ide bisnis antara Indonesia dan Korea Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Hargailah Kehidupan Penduduk di Bukchon Hanok Village, Seoul

17 Juli 2024   16:44 Diperbarui: 17 Juli 2024   16:52 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanok (rumah tradisional Korea). Sumber Foto: CNN

Bukchon Hanok Village di jantung kota Seoul, Korea Selatan menjadi magnet bagi wisatawan dari berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Hanok adalah rumah tradisional Korea yang kaya sejarah. Seoul mengalami kerusakan besar selama Perang Korea yang berlangsung tiga tahun. Pasca perang, industrialisasi yang cepat menyebabkan banyak rumah tradisional diratakan untuk memberi ruang bagi bangunan modern.

Bukchon Hanok Village adalah salah satu dari sedikit kawasan yang masih mempertahankan konsentrasi rumah tradisional di Seoul. Setiap harinya, ribuan wisatawan asing memadati area ini. Pada tahun 2023, tercatat 6,6 juta wisatawan asing mengunjungi Bukchon Hanok Village. Permasalahannya, Bukchon Hanok Village bukan sekadar objek wisata. Lebih dari 6.000 penduduk masih menetap di sana.

Banyak wisatawan yang tanpa izin memasuki rumah-rumah penduduk untuk berfoto. Kepadatan di gang-gang menyebabkan kebisingan. Dan, untuk mengurangi kebisingan dari luar, penduduk terpaksa selalu menutup pintu dan jendela.

Kepadatan turis di Bukchon Hanok Village. Sumber Foto: Hankook Ilbo
Kepadatan turis di Bukchon Hanok Village. Sumber Foto: Hankook Ilbo

Masalah lain adalah menghilangnya toko-toko yang penting bagi kehidupan sehari-hari penduduk. Kafe, restoran, dan toko suvenir untuk wisatawan menggantikan toko serba ada, laundri, tukang daging, dan toko bahan makanan yang sebelumnya ada. Penduduk harus mengemudi ke desa lain untuk membeli kebutuhan pokok.

Penduduk menentang overtourism yang membuat kehidupan sehari-hari mereka menjadi tidak nyaman. Karena itu, Pemerintah Kota Seoul mengumumkan bahwa mulai bulan Oktober akan diberlakukan jam malam yang dimulai pukul 5 sore hingga 10 pagi keesokan harinya. Hal ini dilakukan untuk melindungi privasi penduduk.

Namun, penduduk tetap merasa khawatir kebijakan ini tidak akan berjalan efektif. Siapa yang dapat mencegah wisatawan asing masuk ke kawasan perumahan pada malam hari. Polisi tidak bisa dipanggil hanya karena wisatawan melanggar jam malam.

Satu-satunya solusi adalah wisatawan asing harus menyadari bahwa Bukchon Hanok Village adalah tempat tinggal penduduk dan berusaha untuk tidak mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Diharapkan pembaca artikel ini juga dapat menghormati privasi penduduk saat mengunjungi Bukchon Hanok Village.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun