Berita tentang mantan Presiden AS, Donald Trump, yang ditembak di acara kampanye Partai Republik di kota kecil Butler, Pennsylvania, mengejutkan dunia.
Tak lama setelah insiden, sebuah foto viral di media sosial menunjukkan Trump dengan wajah berdarah, tangan kanannya terangkat, dengan latar belakang bendera Amerika yang berkibar. Sudut pengambilan foto yang sempurna memicu teori konspirasi bahwa kejadian ini telah direncanakan sebelumnya.
Namun, faktanya, foto ini adalah hasil jepretan spontan Evan Vucci, kepala fotografer untuk Associated Press di Washington, DC. Foto ini diambil dari bawah panggung setelah peluru menembus bagian atas telinga kanan Trump.
Foto ini dianggap sebagai mahakarya foto jurnalistik. Para fotografer dan jurnalis foto dunia memujinya karena beberapa alasan.
Wajah Trump terletak tepat di tengah komposisi. Wajahnya yang menghadap ke atas dikontraskan dengan wajah para pengawalnya yang menghadap ke bawah, menciptakan harmoni visual yang kuat.
Penempatan pengawal di sebelah kiri dan bendera Amerika di sebelah kanan menciptakan keseimbangan sempurna.
Tangan kanan Trump yang terangkat disejajarkan dengan bahu pengawal di sebelah kanan, menghasilkan simetri yang indah.
Pandangan mata ketiga pengawal tersebut sesuai dengan hukum sepertiga (The Rule of Thirds), yang merupakan prinsip proporsi emas dalam fotografi.
Karena kesempurnaan sudut dan proporsinya, teori konspirasi bahwa kejadian ini direncanakan menjadi tidak terelakkan.
Namun, keraguan tersebut harus disingkirkan. Evan Vucci, fotografer yang mengambil gambar ini, memenangkan Pulitzer Prize untuk Breaking News Photography pada tahun 2021 berkat peliputannya yang mendalam tentang dampak dan protes setelah kematian George Floyd.
Dalam video Fox News, terlihat bahwa Vucci secara naluriah bergerak ke bawah panggung setelah mendengar suara tembakan dan mulai mengambil foto. Keahliannya sebagai jurnalis foto terbukti dalam momen singkat tersebut.
Foto ini tidak hanya menangkap momen dramatis, tetapi juga menggalang dukungan bagi Trump. Perbandingan antara Presiden Biden, yang diduga mengalami penurunan kognitif karena penyakit Parkinson, dengan Trump yang berteriak "Fight, fight, fight" meskipun tertembak, menjadi sangat jelas.
Foto ini berpotensi memiliki dampak besar pada pemilihan presiden AS mendatang, menyatukan pendukung Trump dan memengaruhi persepsi publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H