Mohon tunggu...
Justin Jeongho Kim
Justin Jeongho Kim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis dan Konsultan Bisnis

Orang Korea yang tinggal dan berbisnis di dua negara, Indonesia dan Korea Selatan. Jurnalis yang berfokus pada isu-isu internasional. Menyukai seni budaya dan tertarik menghubungkan dua budaya yang berbeda. Senang bertukar ide bisnis di antara Indonesia dan Korea Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Bagaimana Trump Menjadi Monster di Film "The Apprentice"

4 Juli 2024   13:38 Diperbarui: 7 Juli 2024   08:54 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trump dan Roy Cohn banyak menggunakan cara-cara ilegal untuk menyelesaikan kesepakatan bisnis. (Sumber: New York Times)

Trump dan Roy Cohn banyak menggunakan cara-cara ilegal untuk menyelesaikan kesepakatan bisnis. (Sumber: New York Times)
Trump dan Roy Cohn banyak menggunakan cara-cara ilegal untuk menyelesaikan kesepakatan bisnis. (Sumber: New York Times)

Trump menerbitkan buku pertamanya, “Trump: The Art of the Deal”, melalui ghostwriter Tony Schwartz pada tahun 1987. Buku ini menjadi bestseller di AS selama 51 minggu. Namun, berbagai kesepakatan real estate yang digambarkan sebagai kesuksesan dalam buku tersebut sebenarnya dicapai melalui cara-cara yang tidak etis. Saya sendiri terperdaya dan membeli buku itu.

Sumber: Periplus
Sumber: Periplus

Sekarang, pertanyaannya adalah apakah film ini bisa dirilis di AS. Saat ini, banyak yang meragukannya. Distributor besar seperti Searchlight milik Disney, Sony Pictures Classics, dan Focus milik Universal tidak tertarik untuk membeli film ini. Bahkan, distributor film indie yang biasanya mendistribusikan film eksperimental juga tidak tertarik.

Dengan kemungkinan besar Trump terpilih kembali dalam pemilihan presiden berikutnya, banyak pihak yang berhati-hati. Tim hukum Trump sudah siap menggugat jika film ini dirilis. Basis pendukung Trump yang fanatik juga menjadi pertimbangan. Tidak ada distributor yang bersedia menanggung risiko hukum dan politik untuk menayangkan film ini.

Saat ini, industri film Amerika sedang sibuk dengan berbagai kesepakatan besar. Sony Pictures bekerja sama dengan Apollo untuk mengakuisisi Paramount. Warner Bros Discovery juga menjadi target potensial untuk diakuisisi oleh Comcast, yang merupakan pemilik Universal dan Focus. Jika Trump akhirnya terpilih dan menghalangi proses akuisisi tersebut, tentu akan menjadi bencana.

Batu sandungan lainnya adalah persetujuan dari investor utama film ini, miliarder Dan Snyder, yang memiliki hubungan dekat dengan Trump. Snyder dikabarkan kesal dengan isi film yang menggambarkan Trump sebagai orang yang terjerumus dalam kekuasaan dan kekayaan. 

Dalam film tersebut, Trump digambarkan memperkosa mantan istrinya Ivana dan menyalahgunakan amfetamin. Snyder meminta beberapa adegan dihapus, namun versi aslinya justru diputar di Cannes.

Sutradara Abbasi, yang mendapat pujian kritis untuk "Holy Spider", memilih untuk membuat film tentang Trump meskipun banyak yang memperingatkannya agar menggunakan pendekatan yang lebih metaforis. 

"Anda tidak bisa menghadapi gelombang fasisme dengan cara yang baik dan metaforis. Anda hanya bisa melakukannya dengan cara yang kotor," kata Abbasi. 

"Masalah dengan dunia ini adalah bahwa orang-orang baik sudah terlalu lama berdiam diri," lanjutnya setelah pemutaran film tersebut di Festival Film Cannes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun