Mohon tunggu...
Celengan Ambu
Celengan Ambu Mohon Tunggu... Lainnya - social worker

seorang emak yang suka urban farming

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Ruang Publik yang Lahirkan Perubahan

28 September 2015   09:23 Diperbarui: 28 September 2015   11:17 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="nobar persib di Cikapundung River Spot"][/caption]

“Tuh lihat, ngga ada asap rokok kan? Padahal kita lagi nobar PERSIB lho?”

Caption dan foto nan keren tersebut dikirim oleh Hani Soemarno dari Cikapundung River Spot. Suatu ruang publik yang dulu bernama Cikapundung Timur dan disulap dalam rangka menyambut Konferensi Asia Afrika pada bulan April 2015 silam. Foto menunjukkan penyelenggaraan nonton bareng (nobar) Persib yang tertib tanpa sampah. Padahal biasanya acara acara keriuhan nobar identik dengan sampah cemilan, plastik minuman serta ceceran sekam dan puntung rokok.

Bagaimana dan siapa yang berhasil membuat acara nobar menjadi area zero waste? Adalah Bdg Cleanaction, sekelompok relawan anak muda pembaharu Kota Bandung yang percaya bahwa perubahan bisa terjadi jika digaungkan terus menerus baik offline maupun online. Dan perubahan mendesak yang perlu dilakukan adalah perubahan cara pandang dan kebiasaan terhadap sampah.
Sampah menjadi masalah karena adanya kesalahan paradigma dalam masyarakat. Masyarakat beranggapan bahwa sampah harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh. Mau kemana, terserah. Sebagai penghasil sampah, mereka tak peduli. Hingga suatu kali kelak masalah sampah bak bom yang mencapai titik kulminasi. Duarrrrr………rusaklah lingkungan, nyawa masyarakat terancam. Persis seperti kasus Leuwigajah yang memakan 143 korban jiwa. Kala itu penyesalan sia-sia belaka. Nyawa tak mungkin kembali, kerusakan lingkungan sulit diperbaiki.

Bdg Cleanaction mengenalkan pengurangan sampah dengan cara happy dan di tempat-tempat vital. Seperti ketika nonton bareng (nobar) persib di Cikapundung River Spot, Bdg Cleanction menyediakan kawasannya sekaligus cemilan dan tentu saja dengan syarat. Ini dia syaratnya:

[caption caption="nobar bersyarat tidak merokok dan buang sampah pada tempatnya"]

[/caption]

Karena mengajukan syarat, anggota Bdg Cleanaction pun konsekuen menyiapkan dan memelihara lokasi nobar agar selalu kinclong, berikut penampakannya.

[caption caption="bersih-bersih area nobar"]

[/caption]

Selain menetapkan wilayah zerowaste (zona bebas sampah) dalam setiap even yang diselenggarakannya , ratusan relawan Bdg Cleanaction juga aktif dalam Gerakan pungut sampah ( GPS). GPS masif dilakukan pada acara-acara yang ramai didatangi publik seperti nobar di Cikapundung River Spot, di kawasan Car Free Day dan ruang publik lainnya. Mereka mengajak anggota masyarakat lain untuk mau bersama-sama memungut sampah. Nah, jika sampah orang lainpun dipungut diharapkan yang bersangkutan tidak nyampah sembarangan bukan?

[caption caption="Gerakan Pungut Sampah (GPS)"]

[/caption]

Tujuannya sederhana agar warga masyarakat peduli sampah. Menjaga habitatnya. Lingkungan hidupnya. Bagaimana sampah akan tertangani jika semua orang cuek, tidak peduli dan hanya main tunjuk pada pemerintah kota sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

Kampanye lainnya adalah #1000tumbler yang dilakukan secara secara massif di ruang-ruang publik. Symbol #1000 tumbler dimaksudkan agar warga masyarakat khususnya kaum muda merasa kece jika menggunakan tumbler, tidak takut dianggap jadul bahkan dianggap trendy lifestyle.

 

[caption caption="#1000tumbler"]

[/caption]
Kampanye #1000tumbler sebetulnya bertujuan agar warga mau mengurangi konsumsi air minuman dalam kemasan (AMDK). Tapi sungguh tidak mudah menghentikan kebiasaan praktis ini walau terbukti pengelolaan sampah kemasan sangat sulit dan meninggalkan jejak ekologis yang panjang. Karena itu digunakanlah kampanye #1000 tumbler agar warga masyarakat khususnya anak muda menggunakan tumbler dan otomatis tidak mengonsumsi AMDK. Cara keren mengubah lifestyle bukan?

Dalam setiap kampanyenya, Bdg Cleanaction melakukan dengan cara menyenangkan, mudah dan murah yaitu melalui kegiatan di ruang-ruang publik dan dunia maya. Siapapun bisa diretweet asalkan menunjukkan foto sedang melakukan GPS dan atau #1000tumbler.

Perlahan tapi pasti, sedang terjadi perubahan di Kota Bandung. Di mulai dari komunitas-komunitas yang peduli Kota Bandung. Khusus masalah sampah mereka bergabung dalam Bandung Juara Bebas Sampah (BJBS), bertemu sebulan sekali di ruang-ruang publik yang memungkinkan seperti di ruang Bandung Creative City Forum (BCCF) ini. Mudah diakses dan gratis asal mendaftar ke pengelola untuk mencari jadwal yang kosong.

[caption caption="Bandung Juara Bebas Sampah di BCCF, Jalan Purnawarman 70 Bandung"]

[/caption]

Selain Bdg Cleanaction dengan gerakannya, beberapa kelompok lainnya yaitu IATL ITB, Greeneration Indonesia dan YPBB membuat peta persampahan Kota Bandung, yang bernama BebasSampahID. Peta tersebut ditujukan bagi warga masyarakat yang mulai tergerak memisah sampah agar bisa mengakses titik –titik lokasi dimana sampah bisa disalurkan. Juga membantu warga yang ingin mencari informasi bagaimana cara berpartisipasi mengelola sampah.

[caption caption="membahas peta Bebas Sampah ID di Eco Camp"]

[/caption]
Selain gerakan pembaharuan diatas, sebetulnya telah banyak gerakan-gerakan yang dilakukan warga masyarakat Kota Bandung. Diantara gerakan positif itu ada yang bertumbangan seperti forum hijau Bandung (FHB) yang diadakan sebulan sekali di ruang-ruang publik Kota Bandung untuk berbagi dan mencari solusi beragam masalah Kota Bandung. Kemudian ada Ngobras (Ngobrol Bareng Santai) yang memperbincangkan beragam masalah mulai darii krisis air, krisis pangan hingga perubahan iklim yang merupakan keniscayaan.

Dari sekian banyak kegiatan yang menggunakan ruang publik, beberapa masih teguh melaksanakan aktivitasnya, seperti Komunitas Cikapundung Bersih. Menggunakan daerah aliran sungai (DAS) untuk berkegiatan, mereka berhasil membangun tempat salat dan urban farming dengan swadaya. Mereka sadar perubahan lingkungan harus diusahakan, jika pemerintah kota mau memberi maka harus disesuaikan dengan kebutuhan karena merekalah yang paling memahami habitatnya, kebutuhannya.

[caption caption="Komunitas Cikapundung Bersih di DAS Cikapundung"]

[/caption]

Menarik disimak bahwa gerakan perubahan lifestyle sebetulnya terpicu dari ketidak nyamanan warga kota terhadap habitatnya. Pada ruang tumbuh dan tempatnya berkarya. Mereka resah melihat kesemrawutan PKL, jalan-jalan macet dan banjir cileuncang (banjir akibat membludaknya air kotor dari saluran air) tatkala hujan tiba. Dan dari sekian banyak masalah, yang bisa mereka kerjakan adalah bersama-sama membuat perubahan lifestyle.

Sehingga sungguh tepat apa yang ditulis Ridwan Kamil, Walikota Bandung masa bakti 2013 – 2015 yaitu:
“Kekuatan Bandung terbesar ada pada aset kualitas manusianya. Inilah kekuatan Bandung di masa depan. Inilah tiket bersaing global. Jangan sampai ribuan orang-orang kreatif dan pintar ini selalu pergi ke Jakarta atau Singapura setelah mereka lulus sekolah di Bandung, Mereka harus diakomodasi untuk berbisnis dan berkarir di Bandung. Mereka harus distimulasi untuk mencintai kota Bandung”

Penggalan tulisan Ridwan Kamil pada tanggal 8 Sepetember 2011 tersebut menggambarkan bagaimana warga masyarakat Kota Bandung membutuhkan lingkungan kondusif untuk berkarya dan membuat perubahan.
Dan perubahan apapun demi kemajuan Kota Bandung harus diapresiasi serta didukung dalam semangat kolaborasi . Demi menuju kota yang lestari. Karena dalam suatu kota terdapat ekosistem yang saling membutuhkan, tidak ada yang mampu hidup sendiri.

 

 Sumber foto:

- dokumen pribadi

- Bdg Cleanaction

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun