Ucapan pria ini boleh menjadi bukti bahwa di dusun ini, air adalah segala-galanya. Membuang air kotor pun rasa-rasanya itu merupakan dosa.
Dengan penuh nada sedih, Frit mengatakan bahwa dusun mereka adalah dusun yang dilupakan. Jauh dari jalan umum, dengan kondisi jalan yang belum terlalu baik, dan kekurangan air bersih.
Sebenarnya, jarak dusun ini dari Kota Kupang, ibukota Provinsi NTT, tidak terlalu jauh, sekitar 50-an kilometer. Lama perjalanan pun hanya sekitar satu setengah jam.
"Kita bisa mengukur keberhasilan pemerintahan ini. Ini hanya beberapa kilometer dari ibukota provinsi," kata seorang teman perjalanan.
Di susun ini, dusun yang terlupakan ini, saya tidak hanya menemukan kekeringan dan keringat para perempuan. Dalam tiap kesempatan, baik sewaktu berpapasan dengan dua perempuan pendorong gerobak, ataupun Enjel bersama temannya, saya masih menemukan keperkasaan seorang perempuan.
Di tengah kekeringan ini, keperkasaan adalah harga mati yang harus mereka miliki. Tanpa itu, kekeringan telah lama membuat mereka mati. Namun, pada sore menjelang malam itu, mereka masih bertahan, dan terus berjuang hidup demi sesuatu yang saya tidak ketahui secara pasti. Mereka, terutama pemerintah, mewarisi luka yang tak sembuh-sembuh kepada anak-anak mereka: kelangkaan air bersih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H