Kedua, mengajak anak-anak berkesenian. Pada dasarnya, setiap anak suka dengan hal-hal yang bersentuhan dengan seni. Seni musik, seni tari, seni gambar, atau kesenian lain. Saya melihat melalui seni, kita lebih bisa menghargai orang lain, mencintai kedamaian, berkolaborasi dengan sesamanya, dan melatih kepercayaan diri.
Hal tersebut juga dapat dijumpati dalam kegiatan berolahraga. Di mana mereka terbiasa menjaga sportivitas. Selain itu, dalam tubuh yang sehat, jaringan otak akan bekerja dengan optimal sehingga membantu kita untuk berpikir sehat pula.
Ketiga, memperkaya anak dengan pendidikan karakter. Bagaimana dia melihat mana yang baik dan buruk. Serta, bagaimana sikap anak memperlakukan orang lain. Sekalipun dia dalam kondisi tertekan.
Keempat, tentu saja sebagai orang tua, kita pun perlu peduli. Jika kita melihat ada perundungan di mana pun dan terjadi pada siapa pun, wajib hukumnya kita mencegahnya.
Menghindari Perundungan
Melansir tulisan dari Kristi Poerwandari, pelaku perundungan senang jika menemukan orang yang terlihat rentan, lemah, bingung, kikuk, dan tidak percaya diri. Apabila korban diam saja atau terlihat ketakutan, mereka makin senang dan kelakuannya makin menjadi-jadi.
Jadi, sebaiknya tidak menunjukkan kerentanan, tetapi mengesankan sikap percaya diri. Bagaimana caranya? Dengan berdiri dan berjalan tegak, berkontak mata, bicara tenang, dan mengobrol dengan santai saja.
Orang akan lebih mudah melakukan perundungan ketika kita sendiri. Jadi, akan baik untuk belajar menjalin pertemanan dan saling memberi dukungan dengan teman lain serta beraktivitas bersama orang lain.
Apabila perundungan tetap terjadi, bersikaplah tenang dan hadapilah dengan tegak. Tetap tunjukkan kepercayaan diri. Tatap mata pelaku, katakan dengan jelas dan tenang. Misalnya, Â "stop, cukup", "jangan lakukan itu", Â atau "jangan ganggu saya". Apabila dia terus saja mengganggu, tetap tunjukkan sikap tenang dan tinggalkan lokasi dengan tegak.
Pada akhirnya, apabila orang lain terus mengganggu, jangan biarkan mereka menghancurkan kehidupan kita. Mintalah bantuan pihak yang dapat dipercaya, laporkan kepada pihak otoritas (di sekolah atau di tempat kerja), dan jangan menyalahkan diri atas apa yang terjadi.
Semoga, perundungan pada anak tidak lagi terjadi. Anak Terlindungi, Indonesia Maju. (*)