Acara sebar apem kali ini hanya diselenggarakan dengan sederhana dan terbatas tanpa melibatkan kerumunan. Kegiatan digantikan doa bersama dan zikir tahlil dengan dihadiri terbatas hanya para pengurus.Â
Kue apem juga disebar di kalangan pengurus sebagai bagian ceremonial, untuk masyarakat apem akan dibagikan lewat perantara atau kurir. Selain itu rangkaian prosesi Yaa Qowiyyu tetap dapat disaksikan masyarakat melalui kanal youtube.
Dengan adaptasi di masa krisis saat ini kebudayaan-kebudayaan lokal seperti Yaa Qowiyyu tentu masih bisa dilestarikan meskipun terbatas. Kelestarian budaya ini tak lepas dari peran serta masyarakat dalam ikut andil menjadi bagian dari budaya daerah. Semoga budaya daerah di Indonesia tetap lestari di tengah arus modernisasi terutama melalui generasi muda. Salam Rahayu.
Sumber:
Syaifullah, Muh. (2019, Oktober 8). Tradisi Yaa Qowiyyu, Sebar Kue Apem 7 Ton. Tempo.com. Diakses pada 18 Desember 2020 dari .
Haryanti, Rosiana. (2019, Oktober 13). Sempat Jadi Trending Twitter, Ini Sejarah Tradisi Saparan Yaa Qowiyyu Jatinom. Kompas.com. Diakses pada 18 Desember 2020 dari
Redaksi. (2020, Oktober 5). Tanpa Sebaran Apem Di Saparan Yaa QQowiyyu, Zikir Tahlil Jadi Pengganti. Jurnaljateng.id. Diakses pada 18 Desember 2020 dari
Samovar, Larry A., et al. Komunikasi Lintas Budaya. Salemba Humanika. 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H