Mohon tunggu...
Ambrosius Suryawan
Ambrosius Suryawan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Mahasiswa FISIP UAJY

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Tradisi Unik Melempar Apem

19 Desember 2020   09:22 Diperbarui: 20 Desember 2020   14:50 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prosesi Yaa Qowiyyu Sumber: Dok.Pribadi

Masyarakat Jatinom mempunyai keyakinan yang kuat bahwa upacara sebaran apem dapat membawa dampak kebaikan bagi masyarakat Jatinom dan tidak berani meninggalkanb tradisi leluhur ini. Keyakinan inilah yang menjadi alasan masyarakat memperebutkan apem yang dibagikan. 

Mereka yang mendapat kue apem mempunyai tujuan masing-masing sebagai contoh apabila seorang pedagang maka ia menggunakannya sebagai penglaris agar terhindar dari kerugian, apabila seorang pelajar diyakini dapat memperlancar proses studinya, selain itu diyakini sebagai penjaga rumah dan penolak bala. 

Di sisi lain, pemerintah daerah juga mendukung pelaksanaan tradisi ini guna menarik minat wisatawan dan memperkenalkan kebudayaan Klaten di ranah publik.

Masyarakat berusaha mendapat apem Sumber: Dok.Pribadi
Masyarakat berusaha mendapat apem Sumber: Dok.Pribadi

Kue apem berbentuk bundar seukuran telapak tangan dengan bahan dasar tepung beras dan potongan kelapa dibagian tengah. Kata apem diyakini masyarakat Jatinom berasal dari bahasa Arab yakni 'afuwwun' yang mempunyai arti memaafkan. 

Melalui tradisi Yaa Qowiyyu ini masyarakat diajak untuk memaknai sebaran apem sebagai simbol maaf sehingga diharapkan menjadi pribadi pemaaf dalam kehidupan sehari-hari. 

Nilai memaafkan inilah yang senantiasa dilestarikan masyarakat setempat lewat pembagian apem oleh para santri. Selain itu makna dari berbagi apem ini adalah mengucap syukur atas berkah dari Tuhan yang kemudian dibagi-bagikan kepada orang sekitar. 

Pembagian apem ini menjadi simbol bahwa berkah yang diberikan Tuhan harus dibagikan juga untuk sesama tidak hanya untuk diri masing-masing. 

Jumlah apem yang dibagikan setiap tahunnya tidaklah sedikit, di tahun 2019 sedikitnya 7 ton apem dibuat dalam tradisi Yaa Qowiyyu. Apem-apem ini didapat dari sumbangan masyarakat sekitar dan sebagian buatan para santri. 

Yaa Qowiyyu di masa pandemi Sumber: Timlo.net
Yaa Qowiyyu di masa pandemi Sumber: Timlo.net

Namun di tahun ini pelaksanaan tradisi Yaa Qowiyyu berbeda dengan tahun sebelumnya dikarenakan adanya pandemi covid-19 yang tidak memungkinkan terjadi kerumunan massa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun