Mohon tunggu...
Ambrosius Suryawan
Ambrosius Suryawan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Mahasiswa FISIP UAJY

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Dia! Menangkal Persepsi Budaya Yang Salah

12 September 2020   21:42 Diperbarui: 13 September 2020   13:30 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari saya mendatangi kawan saya bernama Angga seorang anak asli Madura yang saat ini tinggal di Kota Solo. Kedatangan saya kesana hendak mengembalikan karya foto yang saya pinjam untuk properti syuting film pendek. Singkat cerita setelah kami mengobrol cukup lama saya berinisiatif mengajak Angga untuk makan siang di warung terdekat. Ketika hendak keluar pintu saya mengatakan pada Angga "jangan lupa pintunya digembok" (kunci). 

Kawan saya itu sontak kaget mendengar perkataan tadi, lantas saya bertanya pada Angga, "mengapa kamu kaget ketika aku ngomong gembok?" setelah itu Angga menjelaskan pada saya jika kata "gembok" di Madura mempunyai arti alat kelamin laki-laki yang dianggap kurang sopan. 

Saya pun juga terkejut mendengar penjelasan kawan saya, sebaliknya saya menjelaskan arti "gembok" adalah kunci tentu dari sudut pandang saya sebagai orang Jawa terutama Jawa Tengah. Mulai saat itu saya mencoba mengganti kata "gembok" ketika ngobrol dengan kata "kunci" agar tidak menimbulkan kesalahanpahaman.

Cerita pengalaman saya diatas merupakan salah satu bentuk komunikasi antar budaya yang dilakukan antar individu dengan latar belakang budaya yang berbeda. Komunikasi menurut Berelson dan Steiner (dalam Mulyana, 2017:68) yakni transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya.

Melalui komunikasi seseorang membagikan pemikiran sehingga terjalin relasi antar individu. Sedangkan budaya menurut Stewart ( dalam Sambas, 2016: 14) adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sehingga komunikasi antar budaya merupakan komunikasi antar individu yang memiliki budaya yang berbeda (Stewart L. Tubis). Dalam komunikasi antar budaya kita harus mengetahui satu hal yang mendasar ini

Budaya tidak ada yang salah, hanya berbeda

Sebagai generasi muda di era globalisasi kita dengan mudah melakukan komunikasi dengan semua orang dari berbagai daerah yang mempunyai budaya yang beragam. Oleh karena itu apa pentingnya komunikasi antar budaya?

Agar kita lebih menghormati orang lain 

Dengan mempelajari budaya lain yang belum diketahui dapat meningkatkan pemahaman kita pada kekayaan budaya yang ada di sekitar kita. Apabila suatu saat kita bertemu dengan orang atau mengunjungi daeraah yang memiliki budaya yang berbeda kita tidak terlalu kaget dengan perbedaan yang ada dan mengurangi konflik yang bisa saja terjadi.

Menambah pengetahuan

Mempelajari budaya daerah lain semakin menambah wawasan kita sebagai warga negara untuk mengenal lebih dalam keberagaman yang ada. Mempelajari budaya baru dapat kita lakukan melalui interaksi bersama orang lain ataupun menggunakan ponsel pintar kita. Dengan begitu kita memiliki peluang untuk memperluas relasi pertemanan dengan orang-orang dari berbagai daerah dan budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun