Mohon tunggu...
Ambrosio Flavio
Ambrosio Flavio Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Ambrosio Flavio Wongso 12A6/01

Selanjutnya

Tutup

Film

Efek Visual dan Penggunaannya di Masa Depan

25 September 2022   15:54 Diperbarui: 25 September 2022   16:28 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Efek visual sudah menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam menjalankan sebuah film yang sukses. Semenjak penggunaan CGI pada film revolusioner 'Avatar', para sutradara terus memikirkan bagaimana agar para penggemar film dapat menikmati efek-efek visualnya. Kita bisa mengambil contoh dari 2 sutradara yang cukup terkenal dengan cara mereka masing-masing dalam menerapkan penggunaan efek visual ini.

Daniel Kwan dan Daniel Scheinert dalam Everything Everywhere All at Once (2022)

Contoh pertama dapat diambil dari sutradara film 'Everything Everywhere All at Once' yang memiliki 2 sutradara, yaitu Daniel Kwan dan Daniel Scheinert. Dengan beberapa alasan tertentu, mereka hanya memiliki 5 artis efek visual, dibandingkan dengan film-film lain yang menggunakan ribuan artis efek visual. Diketahui juga bahwa mereka hanya mempelajarinya secara otodidak dan tidak pernah mengikuti sekolah film formal. Hal ini walaupun terlihat tidak masuk akal, tetapi nyatanya mereka berhasil mewujudkannya. Hasil yang mereka dapatkan pun bukanlah sebuah hasil yang buruk. Bahkan film ini digadang-gadang menjadi salah satu film dengan rating tertinggi selama 1 dekade terakhir.

Christopher Nolan dalam Tenet (2020)

Contoh kedua adalah dari film 'Tenet', film terbaru dari sutradara Christopher Nolan. Beliau merupakan seseorang yang sangat jarang menggunakan Computer Generated Imagery, atau yang biasa disingkat sebagai CGI. Christopher Nolan memang terkenal karena karya-karya filmnya yang sangat sedikit menggunakan CGI atau bahkan tidak sama sekali. Sebagai gantinya, beliau lebih sering dan senang menggunakan efek praktikal. Ini berarti bahwa setiap efek yang dilihat oleh penonton film tersebut merupakan hasil dari sesuatu yang benar-benar terjadi di dunia nyata. Bahkan dalam salah satu bagian filmnya terdapat adegan sebuah pesawat Boeing 747 asli ditabrakkan pada sebuah gedung. Tentu saja ini merupakan hal yang sudah dipikirkan matang-matang karena beliau harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk film ini. Meskipun preparasinya cukup panjang dan mahal, hasil yang didapatkan sangat baik dan mengagumkan.

Perkembangan CGI sejak 20 tahun terakhir dan prediksi untuk kedepannya

Teknologi CGI ini sudah berkembang sangat pesat sejak 20 tahun terakhir. Kita dapat melihat bagaimana teknologi ini menjadikan CGI semakin terlihat realistis dan meyakinkan. Kita ambil contoh dari film X-Men yang dirilis pada tahun 2000 dan pada X-Men Dark Phoenix yang dirilis sekitar tahun 2019. Dimana teknologi yang digunakan pada tahun 2000 masih sangat terbatas dan cenderung mahal pada zamannya, hasil yang diberikan pun terbilang buruk jika kita lihat pada masa sekarang. Tetapi pada X-Men yang dirilis pada tahun 2019 kualitasnya sudah jauh lebih baik dibanding film pendahulunya. Teknologi yang dimilikipun sudah jauh lebih canggih, lebih praktis, dan juga cenderung lebih murah dibanding pada tahun 2000.

Maka untuk 20 tahun kedepan, penggunaan CGI akan semakin dipermudah, semakin realistis, dan juga cenderung lebih murah biaya produksinya. Karena teknologi sudah berkembang pesat menyebabkan pekerjaan yang akan dilakukan akan lebih dipermudah berkat bantuan kecerdasan buatan atau AI. Beberapa software untuk menunjang penggunaan CGI pun sekarang sudah banyak yang bersifat open source dan gratis untuk digunakan, contohnya seperti Blender dan DaVinci Resolve. Dengan munculnya fasilitas seperti ini, akan mendorong lebih banyak orang untuk terjun bekerja pada bidang ini dan karya yang akan dihasilkan pun akan menjadi semakin baik.

Kita sebenarnya merupakan generasi yang paling maju dan yang paling berpotensi. Generasi sebelum kita sudah berusaha keras untuk memberikan banyak film-film yang sangat baik untuk ditonton dengan CGI yang terlihat sangat realistis. Demi masa depan yang baik, kita harus mengembangkan teknologi CGI ini baik dengan AI yang lebih canggih, ataupun dengan render engine yang lebih realistis. Mungkin saja untuk 20 tahun ke depan, bahkan murid-murid pun dapat membuat film dengan CGI yang realistis tanpa menggunakan biaya yang besar. Efek praktikal seperti yang dilakukan Nolan pun juga masih akan sangat relevan di masa depan. Memang membutuhkan dana yang lebih besar dan preparasi yang lama, tetapi dengan hasil yang sudah pasti realistis. Walaupun begitu, teknologi CGI tetap tidak dapat kita lupakan. Karena bagaimanapun, CGI akan tetap digunakan sebagai pendukung untuk menciptakan visual yang lebih megah.

Namun CGI ini seperti pisau bermata dua. Dimana jika digunakan dengan benar dan dilakukan oleh ahli, dapat memberikan hasil yang realistis dan mengagumkan. Tetapi jika di sisi lain dilakukan dengan salah dan tidak ada preparasi, hasil yang diberikan pun akan buruk dan tidak realistis. Sehingga budget besar yang dialokasikan akan menjadi sia-sia dan justru malah membuat film tersebut menjadi film yang "gagal." Oleh karena itu penggunaan CGI harus melalui perencanaan yang matang dan juga dilakukan oleh ahlinya untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan realistis. Agar kemudian pisau yang mempunyai potensi besar tersebut dapat benar-benar berguna sebagaimana mestinya. (DP04)

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun