Mohon tunggu...
amber ember
amber ember Mohon Tunggu... -

i am just me

Selanjutnya

Tutup

Puisi

The Call - 2

20 Agustus 2010   20:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:50 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada "seribu" cerita tentang malam. Satu cerita kali ini mungkin bukan cerita yang penting dan menarik. Tapi kadang karena adanya suatu rahasia kita menjadi begitu tertarik akan suatu hal...."

"Krik.....krik....krik....." ia mendengar suara jangkrik

"woo...woo...woo...."Apakah ada burung hantu disini?

Pada malam yang selalu mengajaknya bercerita. Mungkin bagi dirinya, hal ini hanyalah sebuah permainan yang akan membawanya menjadi orang yang terkenal. Entahlah,dirinya pun tidak tahu apa maksud dari permainan ini. Apakah dalam cerita ini ia hanya menjadi korban atau sebenarnya dirinyalah otak dibelakang semua rangkaian cerita yang seperti selalu memaksa Tuhan untuk menyatukan apa yang "tidak"pernah bisa disatukan, untuk "bisa" disatukan.

"Sudah selarut ini kau masih juga belum bisa tidur?" bisiknya

"Kenapa? Pertanyaanmu seperti orang baru kenal saja!" serunya

" sepertinya ada mendung  yang sengaja kau sembunyikan dari pandanganku"

Ia mengangguk-anggukan kepalanya "apakah itu menganggu mu?"

"Ya,begitulah. Kuharap akan ada angin yang segera mengusirnya. Oh'ya, by the way kenapa sudah selarut ini kau masih belum tidur juga?".tanyanya lagi

"aku belum mengantuk, maka dari itu aku tidak tidur. Aku tidak bisa tidur karena rasa mengantukku sudah habis. Jadi.., berhentilah berbicara bodoh dan marilah merokok agar otak kita berdua cerdas."

Ia menarik selimut. Gerah. selimut ini terlalu tebal untuk menutupi tubuhnya.Pandangannya mengarah ke lemari besar, mungkin disana ada sesuatu yang bisa digunakan.  Ada kemeja putih, ia memakainya, tentu saja terlihat kebesaran. Tidak masalah ini membuatnya nyaman. Ia lalu menyisir rambutnya dengan tangan, lewat pantulan kaca ia menyadari kalau ada seseorang yang memperhatikannya.

"apa lihat-lihat? " serunya

"tahukah kau, wanita terlihat seksi jika memakai kemeja pria?" ia mengedipkan matanya satu

"oh, aku tidak tahu. Thanks buat info nya, apakah ini Louis Vuitton? tanyanya polos

"ya, that's my favorite one "

"great, you have a good style "

Tanpa alas kaki ia berjalan mendekati jendela, membukanya lebar dan  melihat malam bertambah larut.bertambah sunyi dan bertambah hening. Ia mulai menyalakan sebatang rokok. Menghisapnya dalam dan pelan. Sebenarnya tenggorokannya terasa kering tapi ia terlalu malas untukmembuka isi kulkas yang berada di samping tempat tidur besar itu.

"Look Honey,its getting dark. Apa kau tidak ingin segera tidur?" tanyanya

"Ya, aku ingin segera tidur. supaya besok bisa bangun pagi dengan badan segar, Pikiran cemerlang dan  Senyum lebar. Soalnya besok di sekolahku ada ulangan," jawabnya

"Kalau begitu segeralah kembali ke tempat tidur. Aku yakin besok kamu akan mendaptkan nilai seratus untuk ulangan Matematikamu.

come, aku akan menyanyikan lagu Nina bobo untukmu" serunya

"Terima kasih, Selamat tidur," jawabnya

"Hahaha..haaaa... don't be angry, aku hanya ingin membuatmu tertawa"

" ya I know, sedari dulu aku juga sudah sadar kalau kau memang sinting! "

Pria itu terlihat lembut, liat, dan mengkilat dalam balutan  piyama silk berwarna hitam.

" Oh, God.. bukankah dia memang sempurna? ". Ia berkata dalam hati.

tubuh itu berjalan mendekat, dan berkata kepadanya;

"Dengar nona, aku tidak suka kau mengangkat kaosmu dan memperlihatkan perutmu pada pemuda lain.. aku tidak suka kau tersenyum pada pemuda lain, aku tidak suka kau akrab dengan pemuda lain..,Kuharap kau tidak akan keberatan dan menyukai keposesifan seperti ini."

"Oh,...." Ia tertengun. Serangan yang cepat pikirnya

kenapa dia selalu bertingkah seperti itu?, kenapa tidak langsung pada inti masalahnya saja? bukankah lebih baik dia berkata "Amor,aku mencintaimu" Begitu kan lebih simple? Kenapa pria ini lain sekali dengan daftar track recordnya yang dulu? Pria ini sulit untuk dimengerti, ia  selalu  mengatakan apa yang ia mau, dan berfikir selesailah itu masalah.

Aku tidak benci padamu Jeir, aku tidak marah padamu, namun aku lebih-lebih tidak akan pernah melupakanmu, karena batinku saat ini sedang terseok dengan sesuatu yang kau bilang adalah caramu untuk sedkit mendewasakanku?

" Misteri menimbulkan keingintahuan,dan keingintahuan adalah dasar dari hasrat manusia untuk mengerti. " –Neil Armstrong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun