Mohon tunggu...
Ari Ambarwati
Ari Ambarwati Mohon Tunggu... -

Pengajar, peneliti dan peminat sastra anak, suka blusukan ke pasar tradisional, penikmat kuliner dan wastra tradisional Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Horeee, Miss Century Tetap Paling Seksi

8 Desember 2009   05:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:01 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihatlah reportase TV-TV nasional kita yang riuh meliput kasus skandal bank Century, pun harian nasional dan lokal yang seolah berlomba menampilkan berita terpanas dan terbaru seputar skandal yang konon katanya ditujukan untuk mendelegetimasi kepemimpinan nasional saat ini. Lihat juga langkah para inisiator angjet century yang sowan ke sana ke mari mencari dukungan. Sementara sederet kasus yang (seharusnya bin sepantasnya) tak kalah 'seksi' seperti diterimanya citizen lawsuit atas penyelenggaraan Unjian Nasional, gugatan perdata RS Omni atas Prita Mulyasari, jaksa Ester yang 'hanya divonis satu tahun kurungan, seperti menguap, tertelan entah kemana.

Pesona Century jauh tak terkalahkan, meski aneh rasanya melihat anggota DPR yang katanya terhormat tak ada yang berani lantang menyuarakan koreksi atas keputusan Mendiknas yang  akan tetap menyelenggarakan UN, teguran keras pada hakim yang menjatuhkan vonis atas Jaksa Ester dan menghukum Prita membayar Rp.204 juta. What's really going on?

Saya peduli gerakan teman-teman peduli korupsi, baik mereka yang berada di jajaran pemerintahan, maupun mereka yang menyuarakan antikorupsi di parlemen jalanan maupun parlemen online, tapi yang harus diingat, gerakan peduli pendidikan atas diterimanya gugatan atas penyelenggaraan UN juga pantas dilakukan, mengingat pendidikan adalah dasar pembangunan karakter manusia Indonesia. Ada yang salah dengan sistem pendidikan kita, ada yang belum beres dengan penyelenggaraan evaluasi nasional yang bernama UN, tapi mengapa penggugat yang dimenangkan MA tak ada kawalan sedahsyat kasus Century, pun dengan kasus jaksa yang jelas-jelas menjual barang bukti shabu.

Lihat, rakyat sangat cerdas dengan mengusung gerakan koin peduli Prita, sementara anggota DPR yang terhormat sama sekali tak menyentuh kasus Prita, demikian juga dengan parlemen jalanan. Halo? are you still there? 'keseksian' century mungkin karena menyangkut para petinggi, mereka yang populer dan mereka yang 'dianggap' bergelimang uang, tapi untuk sekian puluh juta anak-anak Indonesia, seorang ibu bernama Prita dan keadilan yang tetap berpeluk pada yang punya kuasa--vonis yang tak adil untuk jaksa penjual shabu--kemana suara yang katanya wakil rakyat? kemana kepedulian parlemen jalanan?.........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun