Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) disebut sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang di pada tahap belajarnya memberikan kontribusi berupa pembelajaran bermakna bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuannya dalam hal berpikir untuk memecahkan permasalahan melalui pengalaman belajarnya di sekolah. Dalam hal ini, pendekatan PMRI ini memberikan kontribusi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan memberi pengalaman belajar dengan memberikan makna untuk siswanya dengan benda konkret di Sekolah Dasar.
Menurut Sembiring (Hadi, 2017:7) “Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik adalah kegiatan belajar mengajar matematika yang diubah dari abstrak dijadikan lebih kontekstual serta realistik untuk peserta didik”. Selain itu juga, Frudenthal dan Treffers (Muhsetyo, dkk., 2020:1.16) menganalogikan PMRI merupakan bagian dari Mathematic Realistic Education (MRE) yang sesuai dengan pernyataannya bahwa “Dalam mengawali kegiatan belajar mengajar matematika dengan cara kontekstual, yakni menghubungkannya dengan kondisi asli di sekitaran siswa ataupun kondisi kehidupannya setiap hari”. Dengan kata lain, pembelajaran matematika bisa dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari melalui benda konkret.
Sejalan dengan uraian kutipan beragam ahli, dengan demikian pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) disebut sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang di pada tahap belajarnya memberikan kontribusi berupa pembelajaran bermakna bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuannya dalam hal berpikir untuk memecahkan permasalahan melalui pengalaman belajarnya di sekolah. Dalam hal ini, pendekatan PMRI ini memberikan kontribusi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan memberi pengalaman belajar dengan memberikan makna untuk siswanya dengan benda konkret di Sekolah Dasar.
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada pecahan dengan menggunakan 5 langkah PMRI yang terkait pelaksanaan pembelajaran di antaranya: 1) memahami konteks; 2) memilih media dan metode pembelajaran; 3) menyelesaikan masalah secara nyata; 4)melakukan perbandingan dan mencari penyelesaian masalah tersebut; dan 5) menentukan hasil dari penyelesaian masalah.
Berikut ini tahapan perbaikan pembelajaran berlangsung yang sesuai dengan langkah-langkah PMRI, yaitu sebagai berikut
1. Memahami konteks materi pembelajaran dengan benda konkret
Pada tahap ini, guru masih mengorientasikan materi pecahan dengan membagi atau membelah benda konkret seperti makanan atau buahan yang memudahkan pemahaman siswa mengerti pengertian bilangan pecahan.
2. Penggunaan media dan metode yang cocok dengan PMRI
Pada tahap ini, guru menggunakan media gambar dan metode penugasan. Setiap lembar soal penugasan guru menampilkan contoh buahan atau makanan yang akan memudahkan siswa menjawab soal sesuai dengan gambar di bawah ini.
3. Menyelesaikan permasalahan materi pembelajaran secara nyata dengan menggunakan contoh benda konkret
Pada tahapan ini, guru selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada peserta didik dalam menjawab lembar soal dengan memahami bahwa bilangan pecahan tersebut termasuk bagian dari benda konkret seperti buahan.
Potongan jeruk lemon itu mewakilkan bentuk potongan setengah dan seperempat dari satu buah jeruk lemon. Guru dapat menuliskan potongan jeruk itu ke dalam bilangan pecahan yaitu 1/2 dan 1/4.
4. Melakukan perbandingan dan mencari penyelesaian cara termudah untuk memahami materi kepada peserta didik.
Setelah melalui dari beberapa langkah, maka ditemukanlah garis besar bahwa penggunaan benda konkret ini bisa memudahkan siswa dalam memahami bilangan pecahan dari yang mulainya abstrak menjadi nyata.
5. Menentukan hasil dari penyelesaian masalah
Tahap akhir ini, guru menentukan hasil dari setiap kegiatan pembelajaran siswa mengalami peningkatan hasil belajarnya. Hal ini disebabkan pembelajaran yang bermakna yang diberikan siswa memudahkannya dalam mengenal bilangan pecahan secara sederhana.
Pendekatan PMRI melalui benda konkret ini memudahkan siswa saat mengenal dan memahami bilangan pecahan secara sederhana. Namun, pada kenyataannya guru belum menggunakan benda konkret ini untuk membantu siswa dalam memahami konsep bilangan pecahan. Oleh karena itu, pendekatan PMRI ini mengupayakan setiap pembelajaran matematika selalu dihubungkan dengan dunia nyata agar pembelajaran lebih bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H