Mohon tunggu...
Ambar Dyan
Ambar Dyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN MALANG

Pejuang Milenial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Saja Karakteristik yang Harus Dimiliki Konselor?

22 Mei 2022   05:56 Diperbarui: 22 Mei 2022   06:32 6264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konselor merupakan petugas khusus yang berkualifikasi dalam bidang konseling. Konselor juga bisa disebut sebagai suatu profesi dalam bimbingan konseling dimana seorang konselor tersebut haruslah memiliki sertifikat dan surat izin apabila konselor tersebut akan menyelenggarakan layanan profesional bagi masyarakat umum (konseli). Dalam kegiatan layanan bimbingan konseling ini antara konselor dan konseli bertemu secara langsung agar terjadi suatu interaksi untuk membangun sebuah kepercayaan antar dua orang tersebut, yang mana melibatkan faktor kognitif dan afektif. Konselor berperan sebagai seseorang yang ingin memberikan sesuatu, sementara konseli sebagai pihak yang ingin mendapatkan sesuatu tersebut. Konselor juga membantu konselinya untuk memahami dirinya, mana saja perilaku dalam diri konseli yang perlu diubah serta perilaku mana saja yang perlu dipertahankan. Nah agar dalam melaksanakan proses layanan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan, maka seorang konselor harus memiliki karakteristik sebagai seorang konselor.

Karakteristik Konselor

Konselor sebagai tenaga profesi dalam layanan bimbingan konseling memiliki beberapa aspek karaktersitik yang harus dipenuhi, agar maksimal dalam melaksanakan layanan, berikut beberapa karakteristik tersebut diantaranya:

  • Karakteristik Kepribadian, berdasarkan kepribadiannya ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
  1. Karakteristik secara umum: memiliki iman dan taqwa kepada Allah SWT, hal ini dapat dilihat dari keseharian mereka. Selalu berpandangan positif dan dinamis, menghargai harkat serta martabat manusia, dalam melakukan layanan bimbingan konseling selalu menampilkan nilai, moral serta akhlak yang mulia, sebagai konselor harus mampu menstabilkan emosionalnya agar saat melakukanan bimbingan konseling tidak mudah terbawa dengan suasana, konselor harus cerdas, kreatif, serta mandiri.
  2. Karakteristik secara khusus: konselor harus memiliki cara tersendiri dalam melakukan layanan bimbingan konseling, memiliki rasa harmonis dan apresiasi dalam diri, harus selalu terbuka dalam melakukan bentuk perubahan serta berani dalam mengambil resiko,  memiliki rasa empati dan kasih sayang yang tinggi dalam layanan bimbingan.
  • Karaktersitik Pengetahuan , dari segi pengetahuan seorang konselor harus memiliki 3 karakteristik pengetahuan yakni : dari aspek psikologi dimana seorang konselor harus memiliki pengetahuan serta pemahaman yang luas mengenai permasalahan dalam hal perkembangan dan perilaku individu. Selanjutnya dari aspek teori konseling, seorang konselor haruslah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas mengenai penerapan berbagai model dalam konseling. Nah yang terakhir adalah aspek pendidikan, jadi seorang konselor harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas menganai hubungan pendidikan termasuk unsur, kaidah, serta alat dalam proses pembelajaran.
  • Karakteristik Keterampilan, seorang konselor dalam memberikan layanan bimbingan konseling harus profesional serta memiliki keterampilan, diantaranya adalah keterampilan dalam menciptakan serta membina hubungan dengan konselinya, dalam hal ini konselor harus mampu menciptakan suasana yang hangat penuh empati dan dukungan, serta tanggungjawab penuh kepada konseli, sehingga proses layanan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Keterampilan selanjutnya yaitu keterampilan dalam menerapkan wawancara konseling, hal ini berkaitan dengan jalannya proses layanan yang diberikan konselor kepada konseli mulai dari awal hingga akhir. Seperti halnya konselor harus terampil dalam membuka percakapan, dalam mengidentifikasi permasalahan, merefleksikan perasaan, memberi informasi, menginterpretasi sampai dengan membuat ringkasan atau kesimpulan dari pemecahan suatu masalah.
  • Karakteristik Pengalaman, seorang konselor dalam proses profesionalitasnya juga sangat diperlukan pengalaman kerja yang cukup dalam melaksanakan layanan bimbingan konseling baik itu di lembaga formal dan non formal. Pengalaman di sekolah maupun di luar sekolah. Semakin banyak pengalaman seorang konselor dalam memberikan layanan bimbingan konseling yang terjamin mutu dan berkualitasnya yang diberikan di sekolah dan di luar sekolah maka akan semakin meningkat juga kualitas diri konselor tersebut.

Kepribadian Konselor yang Efektif 

Dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, seorang konselor harus mampu bekerja dengan efektif. Sehingga sikap, metode pendekatan serta tindakan konselor ini sangat mempengaruhi interaksi dalam konseling. George dan Cristiani menyimpulkan bahwa beberapa ciri konselor yang bekerja secara efektif antara lain:

  • Konselor tersebut dapat membuka diri serta menerima pengalaman sendiri.
  • Konselor menyadari akan nilai serta pendapatnya sendiri.
  • Konselor yang mampu menciptakan hubungan hangat dengan konseli.
  • Konselor tampil apa adanya dan tidak mengada-ada.
  • Konselor yang menerima tanggungjawab pribadi dari perilakunya

Perilaku Konselor dalam Proses Layanan Bimbingan Konseling 

  • Konselor melakukan wawanacara, wawancara dilakukan apabila ada individu yang mengalami kesulitan dalam menangani permasalahannya serta dirasa memerlukan bantuan orang lain.
  • Konselor sebagai pendengar, sebagai pendengar konselor harus mampu bersikap penuh dengan kepedulian ketika konseli mengungkapkan permasalahannya. Konselor sebagai pendengar yang baik akan memiliki kualitas sebagai berikut : mampu berhubungan dengan sesama konselor serta berbagi ide, dan bertanggungjawab terhadap konseli selama proses konseling.
  • Konselor sebagai pribadi, sebagai seorang konselor harus mempunyai sikap tenang ketika menghadapi orang lain (konseli), dan memiliki empati yang tinggi terhadap konselinya. Dalam membrikan konseling setidaknya konselor harus mampu membnagun relasi dengan konseli, harus melibatkan konseli dalam pemecahan masalah sesuai dengan strategi dan cara yang diusulkan oleh konselor, dan mampu menerapkan strategi khusus dengan tetap mengingat konteks permasalahan serta keadaan latar belakang dari konseli.
  • Konselor berempati, jadi seorang konselor harus mampu memahami konseli dengan benar menurut perspektif konseli. Rasa empati ini bisa tumbuh dengan mendengarkan curhat dari orang lain dan merasakan seolah-olah apa yang diceritakan orang lain ini terjadi pada diri sendiri. Dalam berempati ini harus tetap berhati-hati dalam bertindak, berucap, berbuat sesuatu, serta dalam membantu orang lain.

REFERENSI
Soedarmaji, Hartono dan Boy. 2012. Psikologi Konseling. Jakarta: Kencana.

Gunarsih, Singgih D. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Putri, Amalia. 2016. Pentingnya Kualitas Pribadi Konselor Dalam Konseling Untuk Membangun Hubungan Antar Konselor dan Konseli, Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia, Vol. 1. No. 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun