Mohon tunggu...
Ambar Sulistiani
Ambar Sulistiani Mohon Tunggu... -

lahir, besar dan menempuh pendidikan di Yogyakarta tetapi menyumbang kapasitas untuk Jakarta sebagai HRD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Ayah Memukulku?

28 Februari 2011   02:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:12 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Waktu menunjukan pukul l 20.00  ketika  saya dan suami sedang ngobrol di teras depan rumah. Tiba-tiba dari seberang rumah terdengar terikan melengking " ooo.... dasar  goblok" disertai suara " praaang...."  seperti ada benda keras terjatuh. Tak lama kemudian lampu rumah dimatikan lalu terdengar seperti  benda  dipukulkan keseorang anak  .

Diiringi tangisan seoran anak laki-laki yang merintih "ampun ma..ampun..kapok..." saya dan suami hanya berpandangan  tak tahu apa yang harus kami perbuat. Ini untuk kesekian kalinya kami mendengar kejadian yang hampir  sama  dirumah tetangga  depan rumah.

Kejadian tersebut mengingatkan saya pada masa-masa sekolah saya dimana ayah selalu "menghajar" saya ketika hasil disekolah tidak sesuai dengan harapan ayah. Kadang yang saya ingat bukanlah sebab kenapa ayah memukul saya, tetapi justru pertanyaan "kenapa ayah harus memukul saya?" .

Setelah cukup lama larut dengan pikiran masing-masing tiba-tiba suami saya berguman " Bapak dulu menghajar aku gara-gara aku tak mau membantu menanam lombok , sejak saat itu aku melihat Bapak ...kok cuma segitu ya Bapak.."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun