"Mereka bisa bawa laptop, jadi selama karantina bisa bekerja karena ada Wi-Fi yang kuat. Ada juga TV, tempat tidurnya bagus dan makanan catering khusus yang enak dan bergizi", urai Gubernur SulSel.
Sehingga potensi kesembuhan pasien sangat tinggi. Inovasi Pemprov SulSel itu diklaim Nurdin Abdullah akan mampu mempercepat penanganan bagi mereka yang memang terkena virus ataupun kemungkinan terinfeksi.
Program wisata 14 hari itu mulai menunjukkan hasil. Dilansir Pemprov SulSel, saat ini SulSel menempati posisi kedua setelah DKI Jakarta, tingkat kesembuhan pasien terbanyak di Indonesia.
Pasien sembuh dari SulSel sebanyak 200 orang, sementara DKI Jakarta sebanyak 562 orang. Diikuti 147 orang di Jawa Barat, 171 orang di Jawa Timur dan 112 orang sembuh di Jawa Tengah.
Nurdin Abdullah mengaku capaian itu karena kolaborasi Pemprov SulSel dengan TNI, POLRI serta elemen masyarakat baik itu Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan dan unsur lainnya.
"Ini buah kerja keras bersama hingga kesembuhan terus meningkat. Kita berharap pandemi segera berakhir dan semua kembali normal".
Sementara itu, Hj Liestiaty F Nurdin selaku Ketua PKK SulSel yang dikonfirmasi AMBAE menyebutkan bahwa pihaknya menginisiasi makanan catering karena melihat potensi menurunnya imun tidak terlepas dari ketersediaan menu bergizi dan seimbang.
"Makanannya kita pesan lewat catering. Kita awasi dan kita tentukan menunya agar gizinya seimbang sesuai standar Isi Piringku", pungkasnya.
Isi Piringku jadi rujukan dasar PKK SulSel sesuai yang ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Di dalamnya ada makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah dan air putih. Selain itu, pasien harus rajin berolah raga serta mencuci tangan dengan sabun.
Untuk komposisi kata Lies, ada ketentuannya, tidak berlebihan tapi tetap tercukupi akan kebutuhan kalori, vitamin, kalsium dan unsur lainnya. Dia berharap agar pasien, usai dikarantina bisa menerapkan pola hidup sama dengan menggalakkan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dikehidupan sehari-hari. (AMBAE)