Mohon tunggu...
Ambae.exe
Ambae.exe Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

Computer Application, Maintenance and Supplies

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dijemput Ayahnya Usai Disiksa, "Syakila" Enggan Tinggalkan PUSPAGA Butta Toa

2 September 2019   22:43 Diperbarui: 2 September 2019   23:08 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syakila menangis digendong Ayahnya di PUSPAGA Butta Toa Bantaeng (02/09/19).

"Yakinkan kami bahwa betul-betul anak ini diberikan haknya. Kalau boleh kami bilang anak ini sudah tidak normal psikologinya", imbuhnya.

Sedang Kades Tombolo menuturkan kronologis sejak awal Syakila ditemukan dalam keadaan sudah disiksa oleh Neneknya di Desa Tombolo, Kecamatan Pa'jukukang. Si anak kemudian diselamatkan seorang warga kemudian diambil alih di bawah perlindungan Kades Tombolo.

Dari lokasi kejadian, dibawa menuju Puskesmas, lalu dirujuk ke RSUD Prof Dr HM Anwar Makkatutu Bantaeng. Selanjutnya Syakila dibawa menuju P2TP2A Butta Toa Bantaeng, lalu dirawat kembali di Klinik DOI di Kecamatan Pa'jukukang.

Usai dirawat dan dinyatakan bersangsur-angsur mulai membaik kondisi fisiknya, Syakila diamankan di PUSPAGA (Pusat Pembelajaran Keluarga) Butta Toa Bantaeng yang satu atap dengan P2TP2A dan UPT Sipakatau Bantaeng.

Di tempat inilah Supriadi selaku Ayah kandung menerima anaknya. Diketahui Supriadi telah pisah ranjang dan tempat tinggal dengan Isterinya, Milawati (warga Desa Tombolo).

Sebelumnya Syakila dirawat Supriadi di Kost Pondok Anggrek Pertiwi milik Hasrawati di Jalan Bontoloe Baru, RT 002, RW 011, Kelurahan Kapasa, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar.

Sekitar Februari lalu, si Ibu kandung mengambil Syakila tanpa sepengetahuan Ayah kandungnya. Kepada Hasrawati, dia berdalih akan menjenguk mertuanya di rumah sakit.

Supriadi kala itu sedang mengadu nasib di Kabupaten Tana Toraja sebagai Kuli Bangunan. Mendengar kabar itu, Supriadi pun bertolak menuju Makassar.

Naas baginya, anak semata wayangnya sudah raib diambil Ibunya. Dibawa menuju Bantaeng dan mendapat perlakuan tidak manusiawi dari Neneknya, bahkan disinyilair oleh sanak keluarganya yang lain.

Supriadi memiliki 2 orang anak dari hasil pernikahannya dengan Milawati. Namun Rangga, saudara Syakila telah meninggal dunia.

Akibat perlakuan kekerasan terhadap anak tersebut, di hari yang sama, Supriadi yang telah menerima anaknya itu segera beranjak menuju Polsek Pa'jukukang untuk melakukan Laporan Polisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun