Mohon tunggu...
Ambae.exe
Ambae.exe Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

Computer Application, Maintenance and Supplies

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dijemput Ayahnya Usai Disiksa, "Syakila" Enggan Tinggalkan PUSPAGA Butta Toa

2 September 2019   22:43 Diperbarui: 2 September 2019   23:08 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekerasan pada Syakila.

Bantaeng. Mewakili Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dibawah koordinasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMDPPPA) menyerahkan seorang anak kepada orang tuanya, Senin siang (02/09/19).

Diserahkan oleh Ramlah selaku Kepala Seksi Perlindungan Anak dan Tumbuh Kembang Anak DPMDPPPA Kabupaten Bantaeng ke tangan Supriadi (30). Tak lain adalah Ayah kandung Syakila (3) untuk dipelihara dan dirawat sebagaimana mestinya.

Penyerahan disaksikan berbagai pihak dari kedua belah pihak. P2TP2A Butta Toa Bantaeng disaksikan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Sri Wahyuni, Kepala Unit PPPA Polsek Pa'jukukang, Rusdi, Kepala Desa Tombolo, Syarifuddin, Technical Assistance SLRT pada UPT Sipakatau, Andi Shernylia Maladevi, Tenaga Pendamping P2TP2A diantaranya Rusdawati dan Ismayanti serta Awak Media yang menjadi mitra P2TP2A.

Sementara dari pihak Supriadi hadir menyaksikan diantaranya Hasrawati selaku Pemilik Kost di Makassar dan Hasni, salah seorang penghuni Kost dimaksud serta beberapa anggota keluarga Supriadi.

Menjadi kewajiban orang tua merawat anak kandungnya. Hal itu dikatakan Supriadi kepada AMBAE bahwa dirinya akan sepenuh hati memberi kasih sayang kepada semata wayang buah hati tercinta.

"Saya sangat lega bisa bertemu kembali anakku. Saya akan bahagiakan anakku", tandasnya.

Dikatakan jika lebih baik ditinggal isteri daripada anak. Dia yang telah ditinggal isterinya berharap tidak lagi mengabaikan kesempatan bersama anaknya itu.

Pernyataan itu kemudian dituangkan ke dalam Surat Pernyataan serta Berita Acara Penyerahan antara dirinya dengan P2TP2 Butta Toa Bantaeng. Betapa tidak, pihak P2TP2A menegaskan agar anak tersebut tidak lagi mengalami kekerasan dikemudian hari.

"Kami tidak mau mendengar apalagi melihat Syakila disiksa siapapun juga. Anak ini harua mendapat perlakuan lebih baik dari sebelumnya karena sekarang Syakila bukan saja tersiksa dengan fisiknya tapi juga mengalami traumatik secara psikologi", jelas Ramlah.

Hal sama disampaikan Andi Shernylia Maladevi atau Atte, dengan penuh haru meminta pihak keluarga yang menerima Syakila agar berjanji untuk menjauhkan si anak dari segala unsur kekerasan.

Kades Tombolo (kanan) memberi arahan kepada pihak keluarga Syakila.
Kades Tombolo (kanan) memberi arahan kepada pihak keluarga Syakila.

Bahkan Syakila enggan melepas pelukannya dari Atte saat ingin digendong sang Ayah. Atte pun menyarankan agar Supriadi melakukan pendekatan secara perlahan karena si anak masih trauma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun