P2TP2A) dibawah koordinasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMDPPPA) menyerahkan seorang anak kepada orang tuanya, Senin siang (02/09/19).
Bantaeng. Mewakili Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Diserahkan oleh Ramlah selaku Kepala Seksi Perlindungan Anak dan Tumbuh Kembang Anak DPMDPPPA Kabupaten Bantaeng ke tangan Supriadi (30). Tak lain adalah Ayah kandung Syakila (3) untuk dipelihara dan dirawat sebagaimana mestinya.
Penyerahan disaksikan berbagai pihak dari kedua belah pihak. P2TP2A Butta Toa Bantaeng disaksikan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Sri Wahyuni, Kepala Unit PPPA Polsek Pa'jukukang, Rusdi, Kepala Desa Tombolo, Syarifuddin, Technical Assistance SLRT pada UPT Sipakatau, Andi Shernylia Maladevi, Tenaga Pendamping P2TP2A diantaranya Rusdawati dan Ismayanti serta Awak Media yang menjadi mitra P2TP2A.
Sementara dari pihak Supriadi hadir menyaksikan diantaranya Hasrawati selaku Pemilik Kost di Makassar dan Hasni, salah seorang penghuni Kost dimaksud serta beberapa anggota keluarga Supriadi.
Menjadi kewajiban orang tua merawat anak kandungnya. Hal itu dikatakan Supriadi kepada AMBAE bahwa dirinya akan sepenuh hati memberi kasih sayang kepada semata wayang buah hati tercinta.
"Saya sangat lega bisa bertemu kembali anakku. Saya akan bahagiakan anakku", tandasnya.
Dikatakan jika lebih baik ditinggal isteri daripada anak. Dia yang telah ditinggal isterinya berharap tidak lagi mengabaikan kesempatan bersama anaknya itu.
Pernyataan itu kemudian dituangkan ke dalam Surat Pernyataan serta Berita Acara Penyerahan antara dirinya dengan P2TP2 Butta Toa Bantaeng. Betapa tidak, pihak P2TP2A menegaskan agar anak tersebut tidak lagi mengalami kekerasan dikemudian hari.
"Kami tidak mau mendengar apalagi melihat Syakila disiksa siapapun juga. Anak ini harua mendapat perlakuan lebih baik dari sebelumnya karena sekarang Syakila bukan saja tersiksa dengan fisiknya tapi juga mengalami traumatik secara psikologi", jelas Ramlah.
Hal sama disampaikan Andi Shernylia Maladevi atau Atte, dengan penuh haru meminta pihak keluarga yang menerima Syakila agar berjanji untuk menjauhkan si anak dari segala unsur kekerasan.
Bahkan Syakila enggan melepas pelukannya dari Atte saat ingin digendong sang Ayah. Atte pun menyarankan agar Supriadi melakukan pendekatan secara perlahan karena si anak masih trauma.