Mohon tunggu...
Ambae.exe
Ambae.exe Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

Computer Application, Maintenance and Supplies

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dekranasda Latih Pelajar SMK 1 Bantaeng Mendesain Baju Bodo

21 Agustus 2019   21:19 Diperbarui: 21 Agustus 2019   21:24 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Itjha Ahmad berbagi kepada peserta terkait teknis mendesain baju batik dan baju bodo (21/08/19).

Bantaeng. Berlangsung di Gedung Technopark UPT SMK Negeri 1 Bantaeng, dilaksanakan Pelatihan Teknis Desain Baju Batik dan Baju Bodo, Rabu (21/08/19).

Kegiatan itu diikuti 25 pelajar SMK Negeri 1 Bantaeng. Masing-masing siswi Kelas XI sebanyak 12 orang dan 13 orang siswi dari Kelas XII yang spesifik dari jurusan Tata Busana.

Merupakan kegiatan yang dikerja samakan antara Pemerintah Kabupaten Bantaeng melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Bantaeng.

Pihak panitia menghadirkan pemateri handal dari Makassar yakni Itjha Ahmad. Adalah Wakil Ketua APPMI SulSel (Asosiasi Pengusaha Perancang Muda Indonesia) Provinsi Sulawesi Selatan.

Dia juga menjabat sebagai Ketua Komunitas Desainer Etnik Indonesia dengan segudang prestasi di bidang desainer. Salah satunya pernah mewakili Indonesia diajang Lomba Fashion Designer di Hiroshima, Jepang dan meraih juara.

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kabupaten Bantaeng, Syamsuri mengatakan bahwa kegiatan itu dalam rangka mendorong daya saing industri manufaktur di daerah ini.

"Kita berharap dapat terus mendorong kemajuan di sektor industri. Tentu kita berupaya maksimal, idenya meningkatkan kompetensi generasi muda, khususnya fashion", ujarnya.

Pihaknya sengaja menyasar pelajar tersebut karena di sekolah yang berlokasi di Jalan Elang Baru, Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Bantaeng itu punya jurusan khusus terkait desain dan fashion.

"Mudah-mudahan alumni SMK 1 ini luarannya nanti bisa bersinergi dengan Dekranasda. Jadi apa yang tidak didapat di sekolah bisa dilengkapi lewat pelatihan ini", harap dia.

Kegiatan itu dibuka secara resmi Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Bantaeng, Vinka Nandakasih yang mewakili Ketua Dekranasda Kabupaten Bantaeng yakni Hj Sri Dewi Yanti. Turut hadir Kepala UPT SMK Negeri 1 Bantaeng, Samsud Samad.

Peserta pelatihan desain baju batik dan baju bodo dari kalangan pelajar.
Peserta pelatihan desain baju batik dan baju bodo dari kalangan pelajar.

Secara khusus kepada AMBAE menerangkan jika melalui pelatihan, siswi dapat termotivasi untuk mengeksplore lebih jauh lagi kemampuan dan bakatnya agar bisa menjadi desainer handal terutama dalam mendesain baju batik dan baju bodo.

"Semoga anak-anak kita setelah keluar dari sekolah ini bisa memperlihatkan kreasinya dan bisa dilihat masyarakat", pungkasnya.

Lebih lanjut Isteri Sekretaris Daerah Kabupaten Bantaeng yang mendedikasikan diri di Dekranasda itu berharap agar hasil kreasi anak-anak dapat dikembangkan dan bernilai ekonomi.

"Anak-anak harus bisa berinteraksi luas. Bukan cuma dengan guru-guru di sekolah, tapi dengan orang lebih besar baik pengalaman maupun pengetahuannya", jelasnya.

Pelatihan selama sehari itu, pelajar mendapat wejangan baik teori maupun praktek mendesain. Itjha dalam pemaparannya mengajak siswi menjadi "Legacy of a Genius".

Empat hal mendasar kata dia harus diperhatikan seorang desainer dalam menghasilkan karya berkualitas yakni tema, sumber ide, target, siluet dan sinopsis.

Guna menghasilkan produk yang bernilai jual  bagi konsumen dan masyarakat, seorang desainer patut menjadi penulis handal. Bagaimana menyajikan sinopsis dari karya itu agar diminati, disukai dan dapat dimiliki.

"Di era sekarang, karakter fashion itu biasanya lebih berpengaruh. Kalian harus pandai menulis yang sangat menarik", imbuhnya.

Ketika seseorang membaca tulisan yang disajikan lewat Web Blog atau Website misalnya, pembaca seolah diajak mengobrol. Bahkan mungkin antara pembaca dan penulis terjadi interaksi saling mengobrol.

Tulisan seperti itulah yang akan mengantar sebuah produk menjadi tren hingga akhirnya konsumen kerap mencari dari desainer yang sama. Tapi kuncinya tegas Itjha, desainer tidak boleh lari dari konsep dan kaidah. (AMBAE)

salam #AMBAE

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun