"Semoga anak-anak kita setelah keluar dari sekolah ini bisa memperlihatkan kreasinya dan bisa dilihat masyarakat", pungkasnya.
Lebih lanjut Isteri Sekretaris Daerah Kabupaten Bantaeng yang mendedikasikan diri di Dekranasda itu berharap agar hasil kreasi anak-anak dapat dikembangkan dan bernilai ekonomi.
"Anak-anak harus bisa berinteraksi luas. Bukan cuma dengan guru-guru di sekolah, tapi dengan orang lebih besar baik pengalaman maupun pengetahuannya", jelasnya.
Pelatihan selama sehari itu, pelajar mendapat wejangan baik teori maupun praktek mendesain. Itjha dalam pemaparannya mengajak siswi menjadi "Legacy of a Genius".
Empat hal mendasar kata dia harus diperhatikan seorang desainer dalam menghasilkan karya berkualitas yakni tema, sumber ide, target, siluet dan sinopsis.
Guna menghasilkan produk yang bernilai jual  bagi konsumen dan masyarakat, seorang desainer patut menjadi penulis handal. Bagaimana menyajikan sinopsis dari karya itu agar diminati, disukai dan dapat dimiliki.
"Di era sekarang, karakter fashion itu biasanya lebih berpengaruh. Kalian harus pandai menulis yang sangat menarik", imbuhnya.
Ketika seseorang membaca tulisan yang disajikan lewat Web Blog atau Website misalnya, pembaca seolah diajak mengobrol. Bahkan mungkin antara pembaca dan penulis terjadi interaksi saling mengobrol.
Tulisan seperti itulah yang akan mengantar sebuah produk menjadi tren hingga akhirnya konsumen kerap mencari dari desainer yang sama. Tapi kuncinya tegas Itjha, desainer tidak boleh lari dari konsep dan kaidah. (AMBAE)
salam #AMBAE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H