Bantaeng. Bulan suci Ramadhan telah meninggalkan kita, menyisakan kesedihan karena selalu muncul ketidakpastian khususnya bagi Muslim dan Muslimah bahwa bulan ke-9 dipenanggalan Tahun Hijriyah itu belum tentu akan mendatangi kita lagi atau dengan kata lain Allah Swt mempertemukan kita.
Kepergiannya terbilang masih belum jauh karena baru terhitung hari kedua di bulan Syawal 1440 H. Namun banyak kisah yang ditinggalkan dan akan senantiasa menyatu dengan ingatan kita.
Betapa indahnya Ramadhan dengan segala keberkahan diberikan oleh Allah Swt sebagai bulan Tarbiyah (bulan pendidikan). Salah satunya, kejadian yang relatif tak lazim di Masjid Babussa'adah Lumpangang, Desa Lumpangang, Kecamatan Pa'jukukang, Kabupaten Bantaeng.
Selama sebulan penuh sejumlah anak di masjid itu menyusun alas kaki jama'ah yang akan menunaikan ibadah Shalat Isya, Shalat Tarwih 8 raka'at hingga Shalat Witir, baik sendal maupun sepatu. Termasuk sendal milik anak tersebut juga disusun sama rapi yang lain.
Saat disambangi AMBAE, Selasa (14/05/19) yang bertepatan dengan 9 Ramadhan 1440 H, tidak kurang dari 100 pasang alas kaki disusun dengan apiknya oleh 5 anak. Semua disejajarkan ke arah dalam masjid dengan mengklasifikasikan warna, bentuk dan modelnya.
"Saya senang menyusun sendal dan sepatu biar rapi kelihatan. Kalau warna merah, Saya susun didekat warna merah juga", tutur salah seorang anak Atmim Sair.
Dia yang baru berusia sekitar 11 tahun itu mengaku senang dan telah menjadikan kebiasaan sejak masuk Ramadhan 1440 H karena baru tahun ini dimulai. Daripada main-main di masjid kata Atmim, akan lebih bagus jika waktunya di masjid digunakan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat.
Saat ini Atmim duduk di Kelas V MIS DDI Mattoanging. Putera dari pasangan Sudirman sebagai Guru Bahasa Arab DDI Mattoanging dan Sitti Irma yang juga adalah Guru SKI DDI Mattoanging itu berdalih melakukan hal dimaksud setelah mendapat arahan dari para Pengurus Masjid untuk membuat kreatifitas merapikan alas kaki jama'ah.
Bersama 4 anak lainnya setiap jama'ah yang datang diperhatikannya dengan seksama. Bilamana ada jama'ah yang tidak menyusun sendal atau sepatunya dengan rapi dengan mengikuti deretan yang ada, mereka pun merapikannya seketika itu.
Dampaknya luar biasa, hampir dipastikan tidak ada lagi alas kaki jama'ah yang berhamburan di halaman masjid. Diketahui masjid itu memberlakukan hal sama dengan masjid lain yakni pembatasan area suci agar tidak menggunakan alas kaki melewati batas tersebut.
Sitti Subaedah Alam selaku Ketua Majelis Ta'lim Masjid Babussa'adah pada kesempatan sama mengungkapkan bahwa pihak masjid telah menggagas Masjid Ramah Anak sejak beberapa tahun lalu. Tujuannya tidak lain ingin memberi peluang sebesar-besarnya kepada anak untuk beraktifitas di masjid.