Bantaeng. Sebuah Masjid berdiri megah di tengah wilayah perkotaan Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Dinamai Masjid Agung Syekh Abdul Gani Bantaeng sebagai bentuk penghargaan kepada Tokoh Syekh Abdul Gani yang diyakini pernah bermukim di daerah ini ratusan tahun lalu.
Dari catatan sejarah, dia masuk ke Bantaeng sekitar tahun 1800 dengan niat menyebarkan agama Islam. Meski begitu tidak banyak sebenarnya bukti tertulis otentik yang mengulas seluruh aktifitas Muballigh satu ini selama berada di Bantaeng.
Beberapa bukti sejarah menerangkan jika awal masuknya Syekh Abdul Gani ke Bantaeng melewati perkampungan Be'lang di Kelurahan Bonto Atu, Kecamatan Bissappu.
Kala itu kampung Be'lang tidaklah semegah sekarang, dari namanya diyakini masyarakat setempat bermakna sebagai lokasi pembuangan bagi orang-orang yang dibantai oleh kaum radikal beraliran komunis.
Namun kini tampak ceria, dipenuhi beberapa sekolah mulai tingkat TK, SD, SMP hingga SMA. Bahkan lebih layak dinamai Kampung Pendidikan untuk kondisi saat ini.
Gegara pernah dilewati Syekh Abdul Gani dan menyebarkan agama Islam untum beberapa waktu, diberilah nama Jalan T. A. Gani atau Tuanku Abdul Gani yang memanjang dari Selatan ke Utara mulai dari Jalan Poros Makassar-Bantaeng di Kelurahan Bonto Sunggu hingga ujung Jalan Hasanuddin di dekat Kolam Renang Kr. Pawiloi Be'lang, Bantaeng.
Seiring perkembangan zaman, jalan itu kemudian dipecah menjadi Jalan T. A. Gani dan Jalan T. A. Gani I hingga Jalan T. A. Gani VII.
Dari kampung itu penyebaran agama Islam oleh Syekh Abdul Gani berlanjut ke arah Timur Bantaeng yang sekarang adalah Kecamatan Bantaeng.
Dua tempat di kecamatan ini sangat kental dengan jejak namanya. Pertama kampung bernama Tombolo Gani dan yang kedua adalah Masjid yang meminjam namanya, keduanya berada di Kelurahan Pallantikang.
Masyarakat Bantaeng, khususnya diketiga lokasi ini sangat mengelu-elukan sosok Syekh Abdul Gani. Karena dia agama Islam hingga kini menjadi agama mayoritas bagi masyarakat Bantaeng.
Syekh Abdul Gani diyakini berasal dari Saudi Arabia dan masuk ke Indonesia melalui pintu Serambi Mekah Aceh. Malah bukan hanya dia, banyak Muballigh lain datang dari negara yang sama dan masuknya juga dari pintu sama untuk menyebarkan agama Islam di Sulawesi Selatan serta Indonesia pada umumnya.