Makassar, Kamis (27/12). Ratusan kaum hawa memadati Ruang Pola Kantor Gubernur SulSel yang dijadikan lokasi Puncak Hari Ibu Nasional Tingkat Provinsi SulSel yang ke-90 tahun. Kegiatan pada Kamis pagi, 27 Desember 2018 itu dihadiri langsung Gubernur SulSel, HM Nurdin Abdullah.
Dia datang bersama isteri tercinta, tak lain adalah Ketua TP PKK Provinsi SulSel, Hj Liestiaty F Nurdin. Gubernur SulSel menjelaskan bahwa seremonial dihelat cukup sederhana  karena negara kita saat ini sedang berduka akibat bencana yang terjadi di beberapa wilayah di tanah air.
Meski begitu yang terpenting kata dia bagaimana kita memaknai peringatan Hari Ibu tidak hanya mengingat dan menyayangi Ibu untuk sehari saja. Namun Ibu dalam pemahamannya menjadi penentu kehadiran semua anak bangsa dewasa ini.
"Kita patut berbangga dan berbahagia sekali bisa hadir, mudah-mudahan menjadi do'a bagi Ibu-ibu. Kalau Ibu-ibu tidak ada, kita juga tidak akan ada", tuturnya disambut tepuk meriah hadirin.
Gubernur SulSel pada kesempatan itu menyerahkan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota atas komitmen dan kepeduliannya dalam mewujudkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Masing-masing diberikan kepada Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Kepulauan Selayar dan Kota Pare-pare.
Diikuti penyerahan penghargaan oleh Ketua TP PKK Provinsi SulSel kepada Tokoh Inspiratif baik perempuan maupun laki-laki dalam hal Peningkatan Peran Keluarga Menuju Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (P2K3) serta penghargaan Gender Champion kepada puluhan Tokoh Inspiratif yang peduli mewujudkan kesetaraan gender.
Isteri Gubernur SulSel itu juga memasangkan peniti emas kepada 2 Tokoh Perempuan dan penyerahan kunci Mobil Perlindungan Anak (Molin). Dirinya menyampaikan bahwa pengorbanan seorang Ibu tidak akan mampu dibalas seorang anak dengan cara apapun.
"Ibu adalah segalanya. Kita tidak akan mampu membalas budi baik seorang Ibu, makanya kita harus menghomati dan menghargainya bahkan sampai tua", tegasnya.
Dia mengurai lebih dalam bagaimana sikap seharusnya dalam memperlakukan Ibu dengan baik. Bilang "Ah" saja tidak boleh, kata dia apalagi dengan membentaknya dan melawannya.
Turut hadir hingga Kamis siang itu diantaranya Pengurus Forum Anak Sulawesi Selatan (FASS) dan perwakilan Forum Anak Daerah (FAD). Bersama mereka, Liestiaty F Nurdin mengikuti senam "3ENDS" yang menjadi simbol untuk 1) Akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, 2) Akhiri perdagangan manusia dan 3) Akhiri kesenjangan ekonomi terhadap perempuan (AMBAE)
salam #AMBAE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H