Mohon tunggu...
Ambae.exe
Ambae.exe Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

Computer Application, Maintenance and Supplies

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketua TP PKK SulSel Optimis Bisa Menekan Tingkat Kematian Ibu dan Bayi Lahir di SulSel

10 Oktober 2018   08:04 Diperbarui: 10 Oktober 2018   08:11 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makassar, Rabu (10/10). Bertempat di Hotel Swissbell-Inn, Panakukkang, Makassar dilaksanakan Forum Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Selasa, 9 Oktober 2018. Tampil sebagai pembicara kunci (keynote speaker), Hj Liestiaty F Nurdin selaku Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Provinsi SulSel.

Dalam pemaparannya yang bertajuk "Berbagi pengalaman PKK dalam menekan angka kematian ibu dan bayi baru lahir", isteri Gubernur SulSel ini membeberkan bagaimana Kabupaten Bantaeng mampu menekan angka kematian Ibu melahirkan dan bayi baru lahir.

Keberhasilan itu oleh Ketua TP PKK ingin ditularkan pula ke seluruh Kabupaten/Kota lainnya di SulSel. Terlebih posisinya saat ini mendampingi Gubernur SulSel, H M Nurdin Abdullah, dirinya berharap tidak sekedar sebagai isteri Gubernur saja. Namun dapat berkontribusi banyak untuk SulSel dengan menggerakkan Tim Penggerak PKK.

"Bantaeng sudah beberapa tahun jadi percontohan. Angka kematian Ibu melahirkan dan anak baru lahir sedikit sekali. Disitu ada peran besar dari Ibu-ibu PKK, Majelia Ta'lim, Dharma Wanita dan tentunya peran masyarakat luas", paparnya.

Liestiaty F Nurdin yakin SulSel bisa bangkit. Saat ini terpuruk sebagai salah satu dari 10 provinsi di Indonesia dengan angka tertinggi atas kematian Ibu dan bayi baru lahir. Dimana 3 daerah tertinggi di SulSel adalah Kabupaten Gowa disusul Sinjai dan Bone.

Ditegaskan lagi Ketua TP PKK SulSel agar mencontoh Bantaeng. Selama 10 tahun terakhir, daerah berjarak kurang lebih 120 Km dari Ibukota Makassar itu menerapkan layanan gratis jemput bola.

Sistem ambulance mobile itu dikenal dengan nama Brigade Siaga Bencana (BSB) dengan call center 113. Kemudian diadopsi Kemenkes RI dan diubah namanya menjadi Public Safety Center (PSC) 119. Hingga menjadi sebuah kebijakan Kemenkes RI untuk diterapkan di seluruh daerah di Indonesia.

Hadirnya PSC 119 mampu meminimalisir kematian itu hingga angka nol. Hal ini dapat diwujudkan karena cepatnya respon layanan kesehatan bagi calon pasien. Dan hal penting bahwa layanan ini gratis bagi masyarakat baik warga Bantaeng dan semua orang yang sedang berada di Bantaeng.

Selain itu kata Liestiaty F Nurdin, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng dan PSC 119 di era kepemimpinan H M Nurdin Abdullah, melatih masyarakat memahami cara memberikan pertolongan pertama sebelum tim PSC 119 tiba di lokasi.

"PKK harus hadir menjadi mitra utama Pemerintah. Pengurus PKK mulai tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, Desa dab Kelurahan serta Dasa Wisma, Saya harapkan bisa mengawasi Ibu hamil dan juga Ibu yang memiliki bayi. Dengan begitu dapat dilakukan pencegahan dan penanganan sedini mungkin", imbuhnya.

Sekedar diketahui, Forum Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir terselenggara berkat kerja sama antara Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel) dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan United States Agency for International Development (USAID). (AMBAE)

salam #AMBAE

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun