Menjadi momok ketakutan tersendiri bagi kaum wanita. Kanker payudara selalu membayangi tiap saat. Betapa tidak kanker payudara merupakan salah satu penyakit sangat berbahaya dan mematikan. Menyerang wanita diam-diam pada tubuh dengan gejala tanpa disadari. Meski dengan mamogram dianggap dapat mendeteksi kanker payudara. Justru metode ini dapat menyebabkan kanker payudara akibat paparan x-ray.
Bertambahnya penderita kanker payudara membuka mata kita untuk bisa mencegahnya sedini mungkin. Deteksi efektif dapat dilakukan dengan dua metode yakni Pemeriksaan Payudara Klinis (Sadanis) dan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari). Di Indonesia sendiri tingkat kesadaran masyarakat pada kedua metode ini masih kurang.
Berangkat dari itu, Pemerintah Kabupaten Bantaeng bekerja sama dengan Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran, Jakarta menggelar Mini Karnaval yang diikuti ratusan warga Bantaeng bersama Cancer Survivor dari Jakarta. Event ini jadi bagian tak terpisahkan dari gelaran Pink Oktober Butta Toa (POBT) dalam rangka memperingati Hari Kanker Payudara Sedunia.
Turut terlibat organisasi penderita kanker payudara dari Jakarta (Cancer Information and Support Center/CISC) kampanyekan pentingnya memahami bahaya kanker payudara dengan menyuarakan pesan-pesan "Sadanis dan Sadari". Kampanye yang dikemas ke dalam kemeriahan karnaval, bagi pihak penyelenggara diharapkan mampu membuka wawasan masyarakat agar lebih peka menyadari bahaya penyakit ini.
Peserta karnaval tebar pesan penting melalui yel-yel maupun pamflet, spanduk dan seragamnya pakaian berbalut warna pink bergambar pita yang menjadi simbol kanker payudara. Peserta karnaval dilepas secara resmi Bupati Bantaeng (Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr). Mengitari jalan-jalan protokol dalam kota Bantaeng yang berakhir di Alun-alun Pantai Seruni Bantaeng, Sabtu (28/10).
Hadir pula Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng (Ir. Hj. Liestiaty F. Nurdin, M.Fish) tampak antusias menyaksikan karnaval dimana salah satu pesertanya beberapa orang Warga Negara Asing mengenakan pakaian adat Bugis-Makassar (Baju Bodo dan Liba' Sabbe).
Di tempat itu pula seluruh peserta membentuk simbol pita untuk diabadikan dengan drone. Dan di akhir karnaval bergabung kembali Bupati Bantaeng bersama peserta melepas 700 balon ke udara. Angka 7 dari jumlah balon ini sengaja dipilih Ketua Panitia, Dr. Alfiah Amiruddin, MD, MSurg (Dokter Spesialis Bedah Payudara) untuk mewakili Hari Jadi Bantaeng yang jatuh pada tanggal 7 Desember 1254. (AMBAE)
salam #AMBAE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H