Yang berikutnya adalah persoalan kaderisasi HPMIG yang tiap tahun makin berkurang. Kurangnya koordinasi antara pengurus besar dengan cabang membuat pengurus cabang seperti kehilangan arah. Memang pengurus cabang dituntut untuk menjalankan roda organisasi secara mandiri, namun kita jangan melupakan asas kolektif kolegial dalam hal -- hal yang fundamental di organisasi.Â
Kaderisasi dalam HPMIG sudah mengalami degradasi sejak beberapa tahun lalu. Banyak mahasiswa rantau yang tidak berproses di HPMIG. Terlepas dari stigma diluar sana, sebagai mahasiswa rantau tentunya kita memiliki beban moral untuk membangun kampung halaman sendiri dan itu bisa diimplementasikan dalam HPMIG.
Terlepas dari beberapa persoalan di atas, HPMIG akan menghadapi tantangan -- tantangan yang lebih besar dikemudian hari apalagi Musyawarah Besar yang akan diadakan tahun ini. Maka perhitungan yang tepat dalam menentukan arah akan sangat berpengaruh dalam eksistensi organisasi. Jika tidak kuat berhadapan dengan ombak besar, maka bersiaplah terdampar di pulau yang tak berpenghuni.
Sebagai disclaimer, penulis tidak memukul rata semua Cabang dan tidak secara spesifik menyebutkan salah satu Cabang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H