Mohon tunggu...
Anis Matta
Anis Matta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang Global Semakin Mengancam

7 April 2018   08:47 Diperbarui: 7 April 2018   10:10 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://arrahmahnews.com

Bersamaan dengan itu, dunia menyaksikan makin menciutnya porsi ekonomi Barat, kepemimpinan global AS makin terpuruk, dan wibawa militer AS ikut pudar. Pada saat yang sama China muncul sebagai kekuatan baru dan Rusia kembali menjadi pemain kuat.

Perubahan dalam struktur kekuatan besar dunia itu tentu saja mengubah arah percaturan geopolitik. Transisi panjang dan gelap serta penuh kekacauan menuju sebuah keseimbangan baru sedang terjadi. Jika kekuatan utama dunia tidak menemukan sebuah keseimbangan baru secara damai, maka perang selalu merupakan alternatif terbuka untuk menyelesaikan krisis.  

Kemurungan Global

Saat ini, kecemasan, ketakutan, kegamangan dan kemarahan merupakan kombinasi emosional yang mewarnai nuansa psikologis masyarakat global. Perang besar dalam sejarah biasanya tidak pernah direncanakan, tapi selalu meletus di tengah suasana kejiwaan kolektif atau public mood yang buruk dan tidak terkontrol.

Di tengah kekacauan emosional itu biasanya radikalisasi selalu terjadi di tingkat masyarakat, dan bisa merusak keseimbangan emosional para elite dalam mengambil keputusan-keputusan penting. Public mood itu akan terus memburuk seiring berlarut-larutnya konflik dan perang, lalu terakselerasi menjadi frustasi kolektif dan bisa mengarah ke fatalisme. 

Pemicu Perang

Perang global tentu saja tidak bisa dipastikan akan terjadi, apalagi waktu kejadiannya. Sesungguhnya tidak satu pun kekuatan di dunia saat ini yang menginginkan perang itu terjadi.

Namun, kait-mengkait berbagai faktor, seperti akumulasi serial konflik dan perang regional yang berlarut-larut dan melibatkan makin banyak pihak, anggaran belanja militer yang terus membengkak, sentuhan teknologi yang makin canggih terhadap mesin perang, tidak berfungsinya lembaga-lembaga internasional secara efektif seperti Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), semakin banyaknya para hardliner yang memegang posisi kunci di negara-negara adidaya, dan tentu saja krisis ekonomi global yang belum juga pulih, mengantarkan kita pada suatu kecemasan akut bahwa sebuah insiden kecil bisa saja dengan seketika memantik perang besar.

Sebelum 2008, kebanyakan ramalan perang global dikembangkan dalam konteks simulasi berbagai kemungkinan skenario perang. Tapi dalam 10 tahun terakhir ini dinamika geopolitik global menunjukkan bahwa ancaman perang global itu terasa makin nyata.  Dengan kata lain, faktor-faktor yang memungkinnya terjadinya jauh lebih banyak dibanding situasi sebelum 2008. Bumi makin panas.  Harus didinginkan dengan pikiran jernih para pemimpinnya.

*) Anis Matta, pengamat politik internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun