Mohon tunggu...
Amat Setiawan
Amat Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah mahasiswa program studi jurnalistik, fakultas dakwah dan ilmu komunikasi, universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian Ruang Lingkup Retorika dalam Definisi, Sifat Ilmiah, dan Praktik dalam Komunikasi

11 Juni 2024   17:17 Diperbarui: 11 Juni 2024   17:25 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oleh: Syamsul Yakin dan Amat Setiawan 
Dosen dan Mahasiswa Retorika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ruang lingkup adalah batasan atau cakupan. Ruang lingkup retorika adalah batasan subjek yang dicakup retorika seperti definisi, materi, unsur, tujuan, komponen dan hubungannya dengan ilmu lain. Ruang  lingkup retorika juga mencakap pembicara, pesan, dan pendengar.

Suatu ruang lingkup retorika adalah semua arus komunikasi yang terjadi antara pembicara dan pendengar secara tatap muka atau tatap maya, baik verbal yang melingkupi lisan dan tulisan maupun nonverbal yang meliputi bahasa tubuh dan gerakan tubuh atau gestur tubuh.

Suatu retorika dapat didefinisikan secara sempit dan luas. Retorika hanya berarti seni berbicara atau kecakapan berbicara. Secara luas retorika seni, keterampilan, pengetahuan, dan ilmu berkomunikasi secara lisan dan tulisan serta bahasa dan gerakan tubuh.

Di dalam pengertian sempit, retorika berkelindan dengan tata bahasa, logika, dan dialektika dari pembicara kepada mendengar. Dalam pengertian luas, retorika bukan hanya pidato atau ceramah, namun mencakup semua masalah arus komunikasi yang terus berkembang. Dalam konteks ini, retorika dikatakan sebagai salah satu warisan budaya Indonesia.

Karakter ilmiah retorika itu adalah empirik, sistematik, analitik, objektif, verifikatif, kritis dan logis. Tujuan utama retorika yang mencakup memengaruhi sikap, opini, dan perbuatan pendenagar secara efektif dan efisien  dapat ditempuh dengan menggunakan karakter ilmiah  retorika itu.

Menurut filosofis, retorika mencakup pertanyaan, pertama, ontologis, yakni apa itu hakikat retorika. Kedua, mencakup pertanyaan epistemologis, yakni bagaimana cara seseorang memperoleh pengetahuan terkait retorika.

Yang ketiga, aksiologis, apa manfaat retorika. Pada awalnya, unsur-unsur retorika ada tiga, yakni.pembicara, pendengar dan pesan yang bersifat informatif, persuasif, dan rekreatif yang biasa materi atau isi  pidato. Namun belakangan, media merupakan unsur penting  retorika, baik media tradisional, konvensional maupun media online. 

Bagian retorika setidaknya ada tiga. Pertama, pathos. Artinya kemampuan persuasi (membujuk atau memengaruhi hati dan pikiran). Seorang pembicara harus memiliki pathos agar mampu menarik emosi pendengar sehingga pendengar hanyut dalam kesedihan, merasa kasihan, dan simpati.

Yang keedua, logos. Logos maknanya adalah sesuai dengan akal. Sebaiknya buah pikiran yang diungkapkan dalam berpidato mempertimbangkan nalar. Nalar adalah pikiran, kemampuan intelektualitas atau pemahaman yang dalam.

Yang keetiga, ethos. Secara harfiah ethos artinya sikap, kepribadian, watak, karakter.  Dalam konteks keberhasilan beretorika seorang pembicara harus memiliki sikap, kepribadian, watak, dan karakter agar pesan  yang disampaikan dapat dipercaya pendengar/ khalayak.

Suatu Retorika terkait erat dengan ilmu komunikasi karena keduanya berbicara tentang interaksi komunikatif manusia, baik proses pengiriman pesan dari pembicara, penerimaan pesan oleh pendengar maupun pemerosesan pesan melalui media khusus.

Suatu Retorika juga berisikan dengan psikologi. Utamanya psikologi pembicara dan pendengar. Persamaan keadaannya ada pada objek, yakni berbicara tentang perilaku dan mental manusia. Secara  epistemologis, keduanya mencakup ilmu pengetahuan dan ilmu terapan. Ketika seseorang berpidato, yang terjadi sebenarnya tidak hanya proses retorika tapi juga proses psikologi.

Menurut Secara praksis, retorika dapat ditinjau dalam beberapa aspek. Pertama, retorika pidato atau biasa disebut retorika penceramah yang cenderung informatif dan edukatif. Kedua retorika politisi yang cenderung persuasif. Ketiga, retorika   pemerintah yang cenderung informatif maupun persuasif.

Jadi Inilah ruang lingkup retorika yang mencakup definisi, sifat ilmiah, kerangka filosofis dan praksis, unsur, komponen dan hubungannya dengan ilmu lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun