Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Penulis - Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Parijotho Dipercaya Ibu Hamil Membuat Bayi Cantik Ada di Makam Sunan Muria

6 Maret 2024   08:08 Diperbarui: 8 Juni 2024   13:53 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah parkir mobil, kami dihampiri pasukan motor ojek . FYI, motornya tak ada yang jelek. Berbeda dengan belasan tahun lalu ketika ke sini masih lupa-lupa ingat, tapi dulu motornya butut-butut.

Semua ojek tertib berbaris menunggu giloiran,  tak ada rebutan penumpang, saling menghormati sesuai urutan. Sebagian memilih jalan kaki yang jalannya mendaki. Aku memilih yang memakai motor Tiger haha... biar cepet.

Begitu aku duduk werrr..motor melaju kencang meliuk-liuk di jalan sempit dan curam mendaki yang dipenuhi pemotor juga dari arah berlawanan. Mana tak dikasih helm lagi. Sial..beberapa kali saya terpekik ngeri berasa jadi pemain sirkus tong setan. Terpaksa harus berpegangan erat menjaga keseimbangan. Seketika wajah anak-anakku terbayang. Wah...tanggungjawabku belum selesai kalau ada apa apa bagaimana ini ? haha...segitu parnonya.

Dalam hati kulantun doa dan zikir keselamatan. Dari bawah terlihat lampu temaram saat azan maghrib berkumandang dari Masjid dari kawasan pemakaman di antara kabut yang mulai menutup malam dan udara yang mulai dingin. Indah ..dan ngeri! Untunglah spot jantung hanya 15 menitan kami sampai di pangkalan. Lalu meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki menuju masjid menunaikan Maghriban sambil menunggu anggota rombongan yang belum sampai tujuan. 

Selesai salat Maghrib berjamaah, kami menuju makam, alas kaki disimpan dalam plastik keresek. Kami berjalan beriringan dengan tertib menunggu giliran mendapat tempat menderaskan doa pada yang terhormat salah satu Waliyullah Sunan Muria yang bijaksana.

Sayangnya doa di tempat ini dilaksanakan dengan suara nyaring bersahut-sahutan dari beberapa rombongan hingga menghilangkan kekhusyukan. Seandainya doa dilantunkan dalam lirih karena Allah Maha Mendengar, maka suasana akan lebih hening, hikmat dan tenang.

Saya rasa ini salah satu yang harus diperbaiki pengelola. Makan Sunan Muria ditutup dengan tirai kayu jati yang dihias ukir-ukiran perpaduan langgam Kudus yang halus dengan motif daun dan melati membentuk kerancang dan motif Jepara yang penuh sulur, bunga berbentuk besar dan buah-buahan. Kita masih bisa melihat samar-samar ke dalam makam dibalik pembatas ukiran.

Ternyata aktivitas ziarah berlangsung 24 jam! Pengunjung datang silih berganti. Berjalan mengular menunggu giliran untuk dipandu berdoa bersama. 

Keberkahan makam ini di antaranya ya berlangsungnya kegiatan ekonomi tanpa henti yang menghidupi penduduk sekitar dari perdagangan, jasa dan hasil pertanian. 

Masjid cukup luas menampung para jamaah meski saya merasa agak pengap karena kecilnya saluran ventilasi udara. Semoga ke depan ada perbaikan. Bandingkan jika yang datang berbondong berdesakan, akan cukup beresiko menimbulkan kericuhan dan sesak nafas. 

Selesai berdoa kami keluar makam, memasukkan sumbangan pemeliharaan dan menuju mata air alami pegunungan yang konon ditemukan Sunan Muria yang penuh karomah. Jika airnya diminum membuat sehat, jika digunakan untuk membasuh muka menjadi lebih cemerlang sehingga enteng jodoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun