Sang Deok yang di awal berberat hati melakukan pekerjaan tersebut justru akhirnya dia yang mendesak anggota timnya untuk menyelesaikan semua teka-teki.
"Ini adalah tanah yang akan ditinggali oleh anak cucu kita. Apa kalian tak bisa membalas jasa akan kebaikan kehidupan yang telah kalian terima?"
Aduh,..aku salut di bagian ini, sungkem buat Pak Sutradara yang menanamkan nasionalisme melalui tayangan budaya kontemporer. Semoga pesannya tertangkap oleh Gen Z yang saat ini mendominasi penduduk Korsel dan juga Indonesia. kamu egois,..jika bersikap masa bodoh terhadap apa yang terjadi di negaramu, kira-kira begitu pesannya.Â
Apakah film ini direkomendasikan? Sangat!Â
Bahkan di Korsel dalam waktu 3 hari sudah jadi box office dan mengumpulkan 3 juta penonton. Korsel tak main-main dalam mengembangkan industri entertainment-nya. Ayo dong Indonesia buat langkah yang sama. Bang Komeng ayo dorong seni dan budaya sebagai penghasil pundi-pundi devisa. Ini pendapatan yang murni dari kemampuan SDM, harga mahal dan tidak merusak lingkungan.
Sudah saatnya Indonesia beralih menjadi negara yang pendapatannya bukan dari SDA tapi SDM. Menuju The real Indonesia 4.0. bukan hanya dalam slogan tapi dalam realitas hidup.
Kita dorong anak-anak muda mengembangkan teknologi CGI yang super keren, animasi canggih, komputerisasi dan teknologi digital di film sekaligus pengembangan soft skill perbanyak beasiswa bukan hanya untuk riset dan akademik tapi juga untuk pengembangan seni budaya dan soft skill pendukung lainnya. Kesempatan beasiswa untuk belajar akting, penyutradaraan, make up, penulisan, editing, koreografi, manajemen hiburan, strategi pemasaran entertainment, dll.
Masak selamanya Indonesia cuma jadi pasar dan penonton saja. Jangan doong...! Masak bagian kita menafkahi para opa-opa ganteng Korea.. gantianlah artis-artis Indonesia juga yang kita nafkahi dan dapat nafkah dari luar negeri juga.
Menunggu bagaimana seni budaya dan hiburan akan diperhatikan dalam susunan kabinet presiden selanjutnya. jangan cuma makan siang saja yang diurus, ini lebih potensial menghasilkan cuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H