Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Penulis - Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Romantisme Kue Favorit Lebaran Masa Kecilku

21 April 2023   23:57 Diperbarui: 22 April 2023   00:04 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka kue kering yang biasa disajikan saat lebaran. Dok Shita R

Hari ini ada dua versi waktu perayaan lebaran. Meski ini bukan cerita baru namun terkadang masih dipermasalahkan jika  di kota besar mungkin ya. Tapi bagiku, yang masa kecilnya menghabiskan waktu di kota kecil, meski lebaran kadang berbeda waktu kami saling menghormati karena sesama muslim bersaudara.

Jadi jika beberapa hari lalu ada pemerintah daerah yang tak mengijinkan warga menggunakan alun-alun kota sebagai tempat salat Idul Fitri pada tanggal 20 April menjadi sangat disayangkan. Harusnya Pemda mampu menerima semua perbedaan dengan lapang dada. Toh hatinya masih sama. Semua menjadi pembelajaran bagi bersama. Keberagaman itu indah dan unik membuat hidup makin berwarna. Tak perlu berusaha membuatnya harus sama. Yah sedikit curhatku sambil ngemil kue kering kastengel yang jadi favoritku saat ini.

Kaasstengel klasik sebenarnya dibuat benar-benar tanpa gula, memakai tepung terigu protein rendah yang disangrai terlebih dulu untuk memperoleh hasil kue kering yang renyah dan kress..saat digigit di mulut. Rasa khas lezat keju yang wangi itu diperoleh dari keju tua atau disebut edam.

Karakteristik kejunya keras, kering, tapi aroma kejunya sangat kuat. Kuning telur ayam kampung, garam. Tips untuk menciptakan kue kaastengel yang lezat dilakukan dengan cara memilih terigu protein rendah, disangrai sampai kering, keju diparut satu hari sebelum rencana dibuat lalu diangin-anginkan agar kering, menghindari mengaduk adonan dengan tangan dan aduk asal rata saja. Ah...makin enak kalau menggunakan roombutter Wijksman tapi harganya maahaaal sekali. Tapi dijamin hasilnya paaasti enak.

Nah di bagian berikutnya boleh ya aku menceritakan kue kering favorotku. Tiap puasa kami sekeluarga pasti bersiap-siap menyiapkan kue kering dari waktu aku masih SD.

Tanteku yang pintar masak dan rajin mencoba resep-resep baru saat puasa akan mengajakku sebagai asistennya untuk membuat kue-kue kering..uh lala senangnyaaaa. Entah kenapa menurutku kue kering waktu kecil kok jauh lebih enak daripada sekarang ya? Apa karena ada cerita di dalamnya, tentang kenangan masa kecil kita yang menyenangkan?

Kini saat melihat kue kering yang sama aku tak menemukan kegembiraan dan rasa seenak kue kering masa kecil. Bisa jadi karena setelah dewasa telah memiliki referensi yang luas tentang kuliner khususnya kue kering jadi menjadi tak istimewa lagi? Entahlah. Tapi yang pasti saat melihat nastar versi jadul bertangkai cengkeh...duh...kenangan-kenangan indah masa kecil saat lebaran tiba-tiba dimainkan seperti layar film di depan mata.

kue kering nastar jadul bertangkai cengkeh yang membuncahkan kenangan masa kecil. dokumentasi cookpad.yulichia88
kue kering nastar jadul bertangkai cengkeh yang membuncahkan kenangan masa kecil. dokumentasi cookpad.yulichia88

Waktu kecil kue kering favorit yang sering kami buat adalah nastar versi jadul yang kita buat sendiri selai nanasnya lalu tiap kuenya diberi cengkeh sebagai hiasan tangkai buah dan penguat aroma, karena selai nanas makin nikmat saat dicampur dengan kayu manis dan cengkeh.

Kalau tanteku bagian membuat selai dan adonan maka aku bagian membulatkan adonan dan memasukkan selai dalam nastar, mengoles dengan kuning telur ayam kampung yang tidak amis dan warna kuningnya cantik lalu menancapkan sebutir cengkeh di atas bulatan nastar jadi tampilan nastar saat sudah matang seperti buah apel. Tante lalu memasukkan adonan yang sudah terbentuk dalam oven (dulu masih memakai oven tangkring) dan aku dengan sabar menunggu kue kering itu perlahan matang dan menciptakan aroma harum yang luarrr biasa memenuhi ruang dapur. Ketika kue nastar matang dipindahkan untuk diangin-anginkan dulu sebelum dikemas dalam toples.

Aku bertugas mengambil kue yaang sudah matang dan dingin itu dari loyang lalu menatanya dalam toples. Karena puasa kami hanya melihat dan membayangkan betapa nikmatnya memakan nastar setelah buka nanti. Rasanya nikmat, aromanya wangi, lucu pula tampilannya.

Dan saat toples-toples berisi nastar itu dihidangkan di atas meja aku turut bangga, bahwa ada andilku di dalamnya hingga si nastar nangkring cantik di toples menunggu tamu datang.

Masih ada dua kue favorit masa kecilku yang sangat kusuka. Yang pertama kue kering S (karena dicetak membentuk huruf S) yang terbuat dari tepung pati pairut yaitu sejenis umbi-umbian mirip dengan talas tapi tanamannya mirip dengan bunga kanna juga memiliki bunga yang cantik seperti Kanna tapi berukuran lebih kecil dan warnanya kuning.

Dulu tepung umbi pairut tidak ada yang jual, jika ingin membuat kue kering S ini kita harus rela berepot-repot membuat dulu tepung pairutnya secara tradisional.

Tepung pairut yang siap olah akan dicampur dengan gula pasir, santan kental, garam dan entah bahan apalagi lalu dicetak membentuk huruf S dan dioven dengan oven tangkring itu sampai matang dan siap dikemas untuk dijual. Kalau dibandingkan dengan kue kering jaman sekarang rasanya mirip kue sagu keju yang versi premium ya. Kuenya lembuuut, saat kita masukkan ke dalam mulut langsung lumer. Uh enaknyaa....Dan ibuku serta tanteku jelas bukan orang yang sanggup membuat kue ini.

Aku sendiri waktu kecil jarang menemukan kue ini. tapi yang paling sering menghidangkan kue kering "S" ini adalah Mbah Mintri, istri dari Mbah Faqih, yang sepupuan dengan kakekku, Mbah Oko Danang Joyo.

Mbah Mintri tahu bahwa aku sangat menyukai kue kering itu jadi pas aku dan keluarga pulang dari unjung (kegiatan mengunjungi famili untuk silaturahmi saat lebaran) Mbah Mintri yang cantik, akan membawakanku satu plastik sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang hehe..Bahkan sampai aku besar, Mbah Min akan menawarkannya untuk membawanya juga hehe..

Semoga sehat dan panjang umur ya Mbah Min. Amiin. Kami senang karena tape ketan hijau itu setelah sampai rumah kita jadikan wedang tape. Sedaaap banget.

Satu lagi favoritku itu tape ketan hijau yang entah kenapa kalau buatan istrinya Mbah Mul itu enaaak banget, dengan rasa manis yang pas, warna hijau daun suji yang cantik dan aroma manis asam dan wangi pandan yang menguar. Kalau unjung ke rumah Mbah Mul kami juga berebutan untuk mbekal karena tape ketan hijaunya memang menjadi favorit banyak orang.

Begitulah cerita kue favorit masa kecilku yang diisi dengan kenangan manis dan dikelilingi oleh orang-orang dengan hati yang hangat. 

Bagaimana cerita kue lebaran favoritmu teman-teman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun