Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Penulis - Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mengoptimalkan Iklan Produk UMKM Menggunakan Infomo Agar Cepat Cuan

3 Desember 2022   23:44 Diperbarui: 4 Desember 2022   00:04 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adikku : Aku loh Mba…sudah habis jutaan untuk beriklan di sosmed tapi kok orderan masih belum banyak ya? Padahl mba Shita lihat kan, hasil make upku bagus.

Aku      : Lho kok bisa? Hastag yang kamu pakai sudah tepat kan? Foto-foto hasil make upmu sudah di ekpsose juga ke iklan sosmed?

Adikku : Sudah kulakukan semua mba..

Aku setuju dengannya, hasil makeupnya memang bagus dan bagus, bikin pangling kalau orang Jawa bilang, Ia mampu menutupi segala noda kulit, jerawat, bekas jerawat yang dapat mengganggu penampilan pengantin. Tapi instagramnya masih sepi like dan komen atau DM menanyakan kesediaannya untuk merias calon pengantin di hari bahagianya.

Itulah cuplikan percakapanku dengan adikku yang seorang MUA berberapa minggu lalu. Tak satupun pelaku bisnis, apalagi sekelas UMKM yang memiliki modal terbatas, berharap perkembangan usahanya mandeg akibat tak bisa menyampaikan produknya pada target market yang dituju. Jika produk tak tersalur, akan mengakibatkan biaya tinggi yang akan menggerus besaran laba yang diharapkan. Biaya tinggi berasal dari biaya gudang untuk menyimpan dan biaya tenaga kerja yang tak termanfaatkan maksimal akibat seretnya penjualan. Biaya produksi akan makin tinggi lagi, jika produk tersebut diproduksi dengan modal yang dipinjam dari bank, Jika penjualat seret otomatis pelaku UMKM akan kesulitan membayar angsuran modal tiap bulannya, bahkan macet. Kredit macet menimbulkan bunga dan denda yang bertubi-tubi sehingga UMKM akan mengalami masa sulit karena usaha tak berkembang bahkan akibat terburuknya menyebabkan kebangkrutan dan usahanya mati. Istilahnya sudah jatuh tertimpa tangga pula, tangganya dari besi aduuuh mak….pasti sakit sekali kan?

Nah…salah satu kunci sukses dan lancarnya usaha ya harus tepat cara beriklannya supaya dana yang digunakan termanfaatkan maksimal dan penjualan pun meningkat, banyak orderan jadi pengusaha akan mendapat cuan yang banyak. Kalau usaha menghasilkan cuan yang buanyaak Si suami atau istri tak akan pusing dan uring-uringan memikirkan pembayaran angsuran modal, istri juga makin happy dan glowing karena punya dana untuk mempercantik diri dan anak-anak pun bahagia karena mendapat pendidikan yang baik dan terpenuhi makanan yang bergizi. Adduuh…kok sudah membayangkan yang indah-indah sih. Tapi ini benar loh, fakta di lapangan, berdasarkan hasil penelitian dana iklan yang telah anda bayarkan pada sosial media, seperti instagram, facebook, tiktok dan website.

Nah pada periklanan digital yang banyak digunakan para pelaku UMKM saat ini ternyata banyak yang tidak menuju target market yang disasar gaes. Prihatin kan? Contoh sederhananya gini, kalau kamu jualan kebaya modern cantik tentu target market yang dituju adalah para perempuan di umur 20-45-an tahun (mungkin), yang memperhatikan penampilan, dari kalangan ekonomi tertentu (sesuai dengan harga kebaya cantik yang ditawarkan), para sosialita yang memiliki banyak acara seperti menghadiri wisuda, menghadiri undangan pernikahan, atau dia sendiri yang tunangan atau menikah, memiliki wawasan mode yang baik, memiliki kecintaan dan kepedulian pada budaya tradisional, berada di lingkungan sosial yang menempatkannya harus selalu enak dipandang, dan lain-lain. Nah inilah target marketmu yang tepat. Nah….. kalau ternyata iklan kebaya itu salah media, malah yang lihat para cowo atau bapak-bapak atau gamers yang ansos dan tak menyukai kehidupan bersosialisasi, atau anak kecil atau iklan tersebut dilihat oleh para wanita tapi bukan kelas ekonomi yang kamu tuju, kira-kira akan terjadi transaksi pembeliankah……? Of course not! Iklan itu akan berakhir sia-sia. Bakar duit aja,…istilahnya jaman sekarang. Ngeri kan? Karena itu, berdasar penelitian pemasaran, dana iklan hanya efektif dan mencapai target market sebesar 25% saja! Sisa dana 75%nya menguap tak mencapai sasaran. Nangis ga loh dengernya? Inilah kenyataan pahit yang diceritakan oleh Bapak Uki Utama, selaku Indonesia Country Manager Infomo serta Bapak George Papadopoulus selaku Global President and Chief Business Officer Infomo yang menjadi nara sumber Acara Flash Blogging Infomo Kompasianival 2022 yang dilaksanakan di Bentara Budaya Jakarta pada hari ini 3 Desember 2022 serta Bapak Leonard Thesabrata, Direktur Utama SMESCO Indonesia yang membahas peran SMESCO dalam mendampingi para UKM dan UMKM untuk scale up usahanya dengan salah satu caranya mendigitalisasi bisnis sehingga mampu meraih pasar tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara-negara lainnya. Berkali-kali Presiden Jokowi juga mendorong digitalisasi perekonomian untuk memaksimalkan perluasan pasar dan meningkatkan perolehan laba karena adanya efisiensi biaya produksi.

Sesuai dengan tema “Bergotong Royong Membangun Untuk Masa Depan UMKM Yang Terbaik”, Infomo bekerjasama dengan SMESCO memfasilitasi pengaplikasian Infomo pada para UKM Indonesia karena selain mampu memberi saran penayangan iklan yang efektif di sosmed, Infomo juga memiliki data 200 juta pelanggan yang mendasari mesin cerdas (artificial intelegent) Infomo untuk memberikan rekomendasi penempatan iklan yang efektif pada para UKM dan UMKM. Yang menurut saya jadi point penting, dalam menganalisa data AI Infomo tidak menerapkan diskriminasi ia akan berlaku adil dalam memberikan rekomendasi, tidak membeda-bedakan antara mega company yang belanja iklannya milyaran dengan UMKM yang belanja iklannya 500 ribu perbulan. Jadi hasil yang kita dapatkan itu tidak akan dibeda-bedakan berdasarkan kasta perusahaan hehehe….Perlu diketahui jika Infomo telah beroperasi di Australia, Indonesia, India, Singapore dan Vietnam. Luas kan jaringannya? Indonesia menjadi negara pertama peluncuran Infomo karena pasti banyak pertimbangan positif pastinya yang membuat Infomo menjadikan Indonesia sebagai salah satu wilayah operasinya. Nah terkait penempatan iklan ini Bapak papodopoulus bercerita kalau di Australia seorang ibu paruh baya yang menjual selimut mendatanginya dengan muka sedih karena selimutnya masih menumpuk di gudang akibat sepinya transaksi sementara ia mengambil modal usaha dari bank dan rumahnya terancam disita. Akhirnya Infomo membantunya menentukan penempatan iklan yang tepat sesuai target market usahanya. Dan Voilaaa… laris manislah itu selimut. Coba bayangkan betapa senangnya jika semua dagangan kita laris manis pasti jadi makin semangat kan usahanya?

Setelah mendengar penjelasan dari Bapak Uki dan Bapak Papodopoulus aku jadi paham apa yang terjadi pada adikku. Mungkin iklannya tak sampai pada pasar yang dituju malah nyasar kemana-mana. Ah..nanti kalau ketemu diam aku mau informasikan tentang Infomo supaya ia banyak orderan seperti kisah ibu-ibu yang berjualan selimut di Australia itum jadi happy karena dagangannya laku keras. Biar adikku happy karena banyak cuan..kan aku jadi ikut happy jugaa…

bersama teman-teman kompasianer di Kompasianival 2022
bersama teman-teman kompasianer di Kompasianival 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun