Angin berlalu begitu saja dalam bisu
membawa kering yang mengriputkan kulit dan debu
begitupun hati yang mendadak bertabur kelu
karena kisah kembali jadi benalu...kusungguh berharap berakhir tebu
semua plot mengerat, berubah jadi karat
yang dengah susah payah harus diterima hati, meski berat
semua renjana tak lagi sarat dengan nikmat
karena penyembuh kehilangan inti dari bebat
Begitupun mimpiku tentang ladang aster yang berwarna
dimana sesuai rencana, ingin kupetik tiap pagi bunga berembunnya
lalu menghiaskan pada jambangan di sudut jendela
tempat kita biasa mencandai angin sambil tertawa
semua mengambang kini...bergelut dengan jarum jam yang berdetak, menyisakan renjana yang sia-sia
yang tinggal hanya ranting kering
di antara udara dingin melengking tanpa menyisa bising
bahkan bagi gagak, ditenggelamkannya suara parau dalam hening
karena tiap sekon desah ingatan berasa beling
written by by Shita Rahutomo, July 16th 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H