Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Penulis - Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Surat Terbuka untuk Perempuan yang Terluka Karena Perselingkuhan

4 Desember 2017   01:42 Diperbarui: 4 Desember 2017   02:06 1959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percayalah bahwa ketika satu orang berpaling sebenarnya ada dua pihak yang menyebabkan hal itu terjadi. Bukan hanya hal-hal negatif tapi bisa juga hal-hal positif yang ternyata tak sadar membuat perselingkuhan itu terjadi. Bukan cuma mungkin selama ini Mbak selfish, atau manja atau apalah tapi bisa juga faktor tak terduga seperti apa mbak terlalu percaya pada suami?

Sehingga ia sangat merasa bebas melakukan segala hal di luar sepengetahuan mbak?  Atau apakah mbak sering  berjauhan dengan suami? Sibuk sendiri dengan geng sosialita? Cuma mbak yang tahu jawabnya. Jika akhirnya tahu hal-hal yang harus diperbaiki dari diri sendiri, maka bertaubatlah, mohon ampunan dan dekatkan diri pada Yang Maha Mendengar. Rendahkan tubuhmu penuh penghibaan mohon pertolonganNya.

Ingat Hal Yang Baik Dari Suami

Mbak pasti ingat bahwa suami dulu pasti suami yang penyayang pada istri dan ayah yang baik bagi anak-anaknya. Lelaki yang bertanggung jawab dan hangat pada keluarga, kalau saya lihat dari foto-fotonya. Maka ingatlah itu dulu. Maafkan dia. Kok? Susah memang tapi memafkan orang yang menyakiti kita adalah obat terampuh untuk kesehatan mental kita sendiri. 

Lupakanlah mereka yang menyakiti. Susah memang. Tapi jika menurut Mbak suami masih sangat berharga kehadirannya untuk mbak dan anak-anak mbak, serta masih bertanggung jawab ya...cobalah untuk bertahan. Ingat saja puisi Khalil Gibran , ''Cinta....Ikutilah jalannya yang panjang dan berliku, meski pedang di balik sayap itu melukaimu.." Ya mencintai seseorang akan selalu memberi ruang untuk tersakiti.

Bersyukur

"Tapi perempuan itu menghambur-hamburkan uang suami yang harusnya untuk saya dan anak-anak.." 

Aku percaya mbak bukan orang yang kekurangan meski saat ini sedang bukan jadi prioritas suami, nafkah masih ada. Syukurilah dulu mbak, bahwa masih bisa tinggal di rumah yang besar dan nyaman dengan segala pelayanan yang memanjakan. Di luar sana mbak banyak istri yang banting tulang kerja menghidupi keluarga dan ketika pulang masih harus mengerjakan pekerjaan rumah dan kadang masih digebuki suami juga. Jadi bersyukurlah.

Rekatkan Hubungan Dengan Anak

Karena si Ayah sedang sibuk punya mainan baru hingga kadang tak sempat ingat anak-anak adalah tugas sampeyan untuk menggantikan tugas ayahnya untuk lebih perhatian pada anak-anak. Buatlah interaksi yang makin akrab, perbanyak interaksi yang hangat dan menyenangkan serta  dan bentuklah rasa saling peduli. Mungkin ini saatnya mba lebih paham apa mimpi anak-anak. apa hal yang harus diingatkan pada anak-anak. Mungkn ada hal-hal yang terlewat dari mbak tentang pertumbuhan anak-anak dan bagaimana ia berinteraksi di dunia luar sana. 

Jika ada yang terasa mengganjal ajaklah mereka bicara dan dengan pengalaman hidup mbak, berilah mereka bekal menghadapi banyak hal. Banyak anak yang ketika usia bertambah makin jauh hubungannya dengan orang tua. Saat ini adalah kesempatan mbak untuk menarik kembali mereka dalam pelukan dan melihat apa yang perlu diperbaiki atau diingatkan dari anak-anak. Atau besarkanlah hati mereka agar tak malu karena ayah ibu sedang jadi sorotan banyak pihak di sekolah, di pergaulan dsb. Itu tak hanya saat yang berat untuk mbak tapi juga bagi anak-anak terutama yang belum dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun