Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Penulis - Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mimpi-mimpi yang Terwujud Bersama 9 Tahun Kompasiana

21 November 2017   21:55 Diperbarui: 4 Desember 2017   02:07 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari acara gerebek jadi punya banyak referensi kuliner salah satunya di restoran Thailand ini yang membutaku menang banyak voucher sehingga bisa traktir teman-teman kantor

"Jangan Tanyakan Apa Yang Kompasiana Berikan Kepadamu, Tapi Tanyakan Apa Yang Kamu Berikan Untuk Kompasiana"

(terinspirasi  dari quote John F. Kennedy, Presiden Amerika Serikat)

Meskipun pernyataan di atas itu merupakan guyonan, tapi sebenarnya sedikit banyak saya agak menyindir  sih sebenarnya, jika ada beberapa blogger yang hitungannya cuma materi. Dapat apa sih aku ikut acara X,Y,Z? Worth it  Ga? Duh..duh mas mbak,..hidup ini bukan Cuma soal transaksi rekening. Percayalah....

Saat ini blogger sudah menempati posisi khusus dan sudah cukup diperhitungkan (meskipun di banyak event masih sering dianaktirikan oleh panitia dibanding wartawan media massa) tapi percayalah..orang sdh banyak yang paham blogger itu seperti apa. Sdh bukan barang asing lagi,..dan memang terbukti punya kemampuan menginfluence orang melalui social media dan media daring.

Tak terasa sudah 7 tahun saya jadi bagian dari keluarga besar Kompasiana jika diintip dari profile, terdaftar mulai 21 April 2010. Sengaja mendaftar di Hari Kartini karena saat itu saya berharap, tulisan-tulisanku bisa menginpirasi orang lain seperti Ibu Kartini. Habis Gelap terbitlah Terang. Habis nulis terbitlah jadi pemenang (lomba) hehehe...

Meminjam salah satu kutipan iklan wafer di televisi, kalau ditanya, "Berapa lapis yang kamu dapat dari Kompasiana? Ratusan.........." Iya ratusan, karena aku tak hanya menghitung dari sisi materi, tapi banyak hal yang kuanggap berharga.

Tahun 2010 merupakan tahun pertama saya menginjakkan kaki kembali di Ibukota untuk bekerja setelah sebelumnya sempat melanglang buana ke beberapa daerah. Karena keterbatasan biaya, dan kondisi pasca ditinggalkan suami, otomatis suka tak suka mau tak mau saya harus jadi orang tua tunggal. Karena tuntutan ekonomi, karena bisnis yang saya rintis bangkrut, saya lamar pekerjaan lagi dan Alhamdulillah masih dipercaya mendapat pekerjaan lagi di Jakarta. Tuhan memng Maha Baik. 

Karena kondisi, mau tak mau saya sendirilah yang akhirnya harus tinggal di Jakarta. Sementara anak-anak untuk sementara dititipkan bersama Bapak dan Ibu yang cuma bisa saya kunjungi paling sering dua minggu sekali dengan alasan kesibukan kerja, energi yang terkuras akibat perjalanan jauh dan tentu saja hitungan biaya. Itu adalah masa-masa terburuk dan terpuruk. Jauh dari belahan jiwaku yang manis-manis itu menyiksa dan selalu merasa jadi ibu yang buruk. Dan Kompasiana menjadi salah satu media yang ampuh buat menghibur diri dengan menulis puisi saat hati galau atau membuat tulisan yang menyemangati hidup diri sendiri. Juga buat menyimpan unek-unek, daripada sakit hati dan sakit gigi, karena mahal obatnya. Ketika tulisan diposting di Kompasiana, lalu jadi pilihan atau headline, senangnya luar biasa. Saya  jadi bahagia ketika banyak orang baca. Ya..itulah salah satu bentuk kebahagiaan seorang penulis. 

Tapi  karena kesibukan pekerjaan, sempat kosong  menulis selama dua tahun karena tidak tahu kalau sebenarnya banyak event menarik yang diselenggarakan Kompasiana terutama untuk para jomblo. Selain kesibukan kerja dan punya teman kantor yang baik dan klop sehingga akhir pekan ada saja kegiatan bersama. 

Mereka manis-manis. Jadi teman tertawa, sedih mah disimpen sendiri. Tapi itu cukup efektif untuk menghilangkan stress. Tapi satu-persatu teman-teman satu geng ini mulai resign dengan berbagai alasan sehingga geng rame yang membuat punya duit ga punya duit tetap happy ini akhirnya lenyap sudah. Iseng-iseng buka lagi Kompasiana dan saya jadi mengingat rasa cinta menulis yang lama vakum. Dan kulihat banyak event yang bisa diikuti seperti Kompasiana nangkring dan coverage, menjadi obat penawar rindu saat tak bisa menemui anak-anak. Dan akhirnya memiliki banyak teman dan koneksi. 

Saat Ada kunjungan ke TMMIN di Sunter dengan bersemangat saya daftar dan yess...!!! terpilih. Saat itulah merasa mulai menemukan teman-teman baru. Ada Mbak Asita DK yang wartawan senior  NOVA, Andry blogger rusuh yang juga PNS, Aulia Gurdi Kompasiana senior, Arum Sato,  Mas Agung Soni yang jauh-jauh datang dari Denpasar buat ikut kunjungan ke pabrik Toyota. Juga pengetahuan dan pengalaman tak terlupakan selama masa kunjungan tersebut dan ada lomba blog reviewnya dengan hadiah yang sangat lumayan. Dan tralala....alhamdulillah terpilih jadi juara dua penulisan reportase setelah kunjungan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun